TIKTAK.ID – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menanggapi kabar yang seolah menyebut dirinya terkait organisasi terduga teroris dokter Sunardi, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).
Untuk diketahui, kabar tersebut bermula dari foto lama pada 2015 yang menampilkan Fadli sedang menyerahkan bantuan terkait krisis kemanusiaan Suriah. Foto tersebut diunggah oleh akun HASI. Kemudian belum lama ini, Densus 88 telah menembak mati tersangka terorisme dokter Sunardi yang disebut-sebut berstatus sebagai penanggung jawab HASI.
Fadli menjelaskan, sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan 2014-2019, dirinya setiap hari menerima berbagai delegasi hingga puluhan orang. Dia menyebut delegasi masyarakat yang diterima itu mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call.
Baca juga : PKS Kukar Dukung Jokowi Pindahkan Ibu Kota ke Kaltim
“Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka kepada seluruh anggota masyarakat, apa pun suku, ras, agama, dan afiliasi politiknya. Hal itu merupakan bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI,” ucap Fadli, seperti dilansir CNN Indonesia.
Kemudian Fadli mengklaim penerimaan terhadap delegasi FIPS adalah bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan. Dia memaparkan, saat masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, dia diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik.
Lebih lanjut, Fadli menilai upaya mengaitkan dirinya dengan teroris merupakan fitnah, sama seperti kasus Farid Okbah yang sempat ke Istana. Dia pun mengaku heran jika peristiwa seperti ini dikait-kaitkan.
Baca juga : ‘Politik Pangan’ Langka Ganjar Hadapi Minyak Goreng Langka
“Upaya mengait-ngaitkan dengan terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, saya menganggap ini fitnah yang kotor, sama seperti kalau ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana,” tegas Fadli.
Untuk diketahui, pada 29 Juni 2020 silam, Jokowi pernah menerima Farid Okbah di Istana. Setelah itu, pada 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris.
“Lantas apakah dua peristiwa yang berlainan itu dapat dikait-kaitkan?” tutur Fadli.
Baca juga : Saat PDIP-Demokrat Kompak Kritik Tajam Luhut Soal Penundaan Pemilu
“Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah dari sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikkan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan, menjadi seolah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu merupakan fitnah yang sangat kotor dan keji sekali,” sambung Fadli.