
TIKTAK.ID – Salah satu profesor di National University of Singapore (NUS), Kishore Mahbubani mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok pemimpin negara yang jenius.
Mantan diplomat Singapura tersebut pun menilai negara lain seharusnya cemburu kepada Indonesia, lantaran memiliki pemimpin seperti Jokowi. Sebab, dia menyebut Jokowi mampu meredam perpecahan politik hingga meredakan kesenjangan sosial yang tinggi di Indonesia.
“Di saat beberapa negara demokrasi besar memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas,” ujar Mahbubani dalam opininya yang dirilis Project Syndicate, seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Nasdem Respons Usulan Fadli Zon Bubarkan Densus 88
Kemudian melalui artikel berjudul “The Genius of Jokowi” tersebut, Mahbubani menilai Indonesia di tangan Jokowi telah menerapkan model pemerintahan yang baik (good governance), sehingga patut dipelajari seluruh dunia.
“Jokowi sudah melakukan lebih dari sekadar memerintah secara kompeten. Dia bahkan telah menetapkan standar pemerintahan baru, yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya,” tutur Mahbubani dalam tulisannya itu.
Lantas Mahbubani mengungkapkan setidaknya enam prestasi Jokowi, yang membuatnya patut dianggap sebagai pemimpin jenius. Dia menjelaskan, pertama, Jokowi berhasil meredam perpecahan politik pasca-pemilihan umum, terutama dengan merangkul lawan-lawan politiknya.
Baca juga : PKB Prediksi Pilpres 2024 Bakal Diramaikan Tokoh Anyar
Mahbubani menyatakan Jokowi tidak ragu merangkul pesaingnya di Pemilu, Prabowo Subianto, untuk bergabung dalam Kabinet pemerintahannya. Dia membandingkan dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang tidak lebih baik dari Jokowi dalam hal meredakan perpecahan sosial dan politik dalam negerinya.
“Bahkan sudah hampir satu tahun usai Joe Biden memenangkan pemilu AS 2020, tapi 78 persen pendukung Partai Republik masih tidak percaya bahwa dia telah memenangkan Pemilu secara sah. Biden telah menjadi Senator AS selama 36 tahun, namun tetap tidak bisa meredakan perselisihan partisan dalam politik AS,” terangnya.
Poin kedua, Mahbubani menganggap Jokowi sedikit bicara dan banyak bekerja dalam mengentas kemiskinan di Indonesia. Dia pun menyoroti program Jokowi seperti redistribusi tanah kepada masyarakat miskin pada 2016, peluncuran Kartu Indonesia Sehat dan skema jaminan kesehatan nasional baru, Kartu Indonesia Pintar, bantuan tunai, hingga kebijakan fiskal lain yang dinilai berhasil menekan utang negara.
Baca juga : Survei SMRC: Elektabilitas Gerindra-PDIP Turun, PKS Justru Naik
Lantas dalam kancah diplomasi, Mahbubani memuji cara Jokowi yang tetap menjaga hubungan baik Indonesia dengan Amerika Serikat dan China, padahal persaingan dua negara superpower itu terus menguat. Menurutnya, Jokowi tetap mendorong AS untuk berinvestasi lebih banyak, walaupun modal China terus mendominasi investasi asing di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Tidak hanya itu, Mahbubani turut menyoroti komitmen Jokowi dalam program pembangunan infrastruktur secara merata di Indonesia, hingga pengesahan Undang-Undang Omnibus Law.