
TIKTAK.ID – Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni menyatakan bahwa pernyataan politikus Partai Gerindra, Fadli Zon, terlalu tendensius dan provokatif mengenai usulan pembubaran Densus 88 lantaran telah menimbulkan Islamofobia.
Sahroni mengatakan berdasarkan fakta di lapangan, aksi terorisme justru dilakukan tidak berdasar pada agama apa pun. Dia melanjutkan, jika aksi teror banyak dilakukan umat Muslim, itu memang fakta yang tidak bisa dibantah.
“Mengenai tuduhan Islamofobia, saya rasa ini agak provokatif, karena teroris itu tidak berkaitan dengan agama mana pun, sehingga tidak ada korelasinya. Mau agama Islam, Kristen, Budha, atau apa pun, jika melakukan tindakan terorisme ya pasti diberantas,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Jumat (8/10/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : PKB Prediksi Pilpres 2024 Bakal Diramaikan Tokoh Anyar
“Tapi kalau memang mayoritas jaringan terorisme membawa embel-embel Islam, ya itu fakta adanya,” sambung Sahroni.
Oleh sebab itu, Sahroni menolak usul Fadli Zon supaya Densus 88 Antireror di bawah Polri dibubarkan. Sahroni menilai keberadaan lembaga tersebut masih sangat dibutuhkan. Ia pun menyinggung sejumlah peristiwa teror yang terjadi belum lama ini, seperti di Makassar dan terakhir di Jakarta.
Kemudian Sahroni mengimbau Fadli Zon agar tidak buru-buru mengusulkan pembubaran Densus. Bendahara Umum Partai NasDem tersebut meminta Fadli supaya sowan kepada para keluarga korban aksi teror.
Baca juga : Survei SMRC: Elektabilitas Gerindra-PDIP Turun, PKS Justru Naik
“Saya rasa Pak Fadli Zon sebaiknya, sebelum menyimpulkan sesuatu, lebih baik tabayun dulu. Ngobrol dulu dengan densus 88 dan para keluarga korban,” tutur Sahroni.
Untuk diketahui, Fadli menyampaikan usulan terkait pembubaran Densus 88 melalui cuitannya pada Rabu (6/10/21) silam. Fadli menyoroti narasi Densus yang menyebut kemenangan Taliban di Afghanistan bakal memicu aksi teror di dalam negeri.
Fadli pun menganggap narasi itu sangat berbau Islamofobia. Fadli mengaku setuju terorisme harus diberantas, tapi tidak dengan narasi menyesatkan dan menimbulkan fobia pada Islam.
Baca juga : Bikin Perpres Baru, Jokowi Terus Kejar Dana Pengemplang BLBI
“Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, karena berbau Islamofobia. Dunia kini sudah berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja. Teroris memang harus diberantas, namun jangan dijadikan komoditas,” kata Fadli, Rabu (6/10/21).