“Mungkin masih ingat ya tahun lalu ketika harga itu naik sampai tinggi sekali, kita tidak serta-merta naikkan harga, kita lihat dulu, karena ini sesuatu yang tidak mudah, kita tidak bisa kemudian langsung dikaitkan begitu,” tuturnya.
Meski tidak menurunkan harga minyak, rencananya Pertamina akan ikut memangkas produksi minyaknya demi mendongkrak kembali harga minyak dunia yang sedang terpuruk.
Baca juga : Sebut Instruksi Cetak Sawah Baru Jokowi Sesat Pikir, Politisi Demokrat ini Beberkan Alternatif Solusi
Seperti yang sudah ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengenai kesepakatan OPEC dan non-OPEC, Indonesia akan memangkas produksinya hingga 9,7 juta barel per hari untuk produksi Mei hingga Juni tahun ini.
Langkah tersebut diperkirakan dapat mendongkrak harga minyak. Kendati demikian, Nicke tak merinci apakah penyesuaian baru akan dilakukan sembari kondisi harga minyak dapat membaik.
“Kalau saya lihat kebijakan dari Pemerintah, melihat dinamika setelah cut production ini, setelah OPEC sepakat cut production 9,7 juta barel per hari, jadi harga akan merangkak,” tutupnya.
Baca juga : DPR Minta KPK Tetap Usut Dugaan Korupsi Penetapan Platform Digital Kartu Prakerja Libatkan Stafsus Jokowi
Menanggapi kabar gembira ini, sebagian publik mempertanyakan kebenarannya.
Sebab, meski kabar ini disampaikan secara resmi oleh petinggi Pertamina, namun para petugas di lapangan yakni para petugas di SPBU ternyata masih banyak yang tidak mengetahuinya.
Berdasarkan pengakuan banyak konsumen yang mengisi BBM di beberapa SPBU, diskon 30% tersebut tidak berlaku, dan mereka tetap harus membayar penuh sesuai harga seperti hari biasa sebelumnya.
Baca juga : Meski Ogah Jadi Gubernur Lagi, Ahok Akui Ada Hal yang Dirindukannya Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta
Padahal jika keputusan ini dapat berlaku merata di seluruh Indonesia, maka manfaatnya secara langsung benar-benar akan dirasakan rakyat yang tengah kesusahan akibat terdampak pandemi Corona.