TIKTAK.ID – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah mitra, bukan alat, apalagi musuh Pemerintah. Ma’ruf Amin mengungkapkan hal itu dalam rangka HUT ke-45 MUI.
“Hal ini harus kita jaga. Jangan sampai MUI mengalami trust deficit, dari kepercayaan sehingga kita tidak lagi mendapat kepercayaan dari Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Apalagi selama ini Pemerintah dan banyak pihak telah memberikan posisi yang sangat tinggi dan strategis kepada MUI,” ujar Ma’ruf dalam keterangan Setwapres, seperti dilansir Tribunnews, Sabtu (8/8/20).
Ma’ruf Amin yang juga Ketua Umum MUI tersebut mengklaim MUI telah berhasil membangun kesamaan pandangan dan meletakkan dasar yang kokoh. Ia pun menilai hal tersebut dapat menjadi gambaran perlunya membangun kesamaan, serta pentingnya toleransi terhadap perbedaan pendapat.
Baca juga : Pengamat Nilai Wacana Pencapresan Prabowo Tak Serius
“Oleh karena itu, kewajiban kita agar bisa menjaga. Sebab, MUI terdiri dari kesepakatan banyak ormas Islam. Jangan sampai MUI mengalami nasib yang sama seperti perhimpunan atau persatuan umat pada masa lampau,” tutur Ma’ruf.
Kemudian Ma’ruf mengimbau MUI ikut berpartisipsi sebagai “himayatul umah” (pelindung umat) dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19). Ia juga berharap MUI bisa menjaga umat dari dua “dharar” (bahaya), baik penyakit maupun dampak ekonomi yang ditimbulkan.
“Yang dihadapi ‘dhafud dhararaini’ menghilangkan dua ‘dharar’ sekaligus. Dalam perspektif agama, ‘dhafud dharar’ hukumnya minimal fardu kifayah, apabila bahaya tidak begitu berat tapi kalau bahayanya begitu besar ini bukan lagi kifayah, melainkan fardu ain,” ucapnya.
Baca juga : GP Ansor Jateng: Agar Tak Makin ‘Ngelunjak’, Kelompok Intoleran Wajib Segera Ditindak
Ma’ruf mengungkapkan bahwa tantangan ke depan akan sangat berat bagi MUI. Di antaranya, lanjut Maruf, menjaga keutuhan, menghadapi tantangan upaya perbaikan, melayani umat, menjaga kepercayaan, dan penguatan MUI.
“Semua harus melakukan penguatan di segala bidang. Jadi jangan lupa mohon inayah (pertolongan) Allah, karena tanpa bantuan-Nya niscaya tidak akan berhasil,” kata Ma’ruf.
“Rasul mengatakan ‘istainbillah’, minta tolonglah kepada Allah ‘wala takjiz’ dan jangan lemah. Dua prinsip yang diberikan kepada kita, ‘wastainbillah wala takjiz’ dan jangan lemah karena hadis sebelumnya mengatakan ‘almukminul wawiyu’. Orang mukmin kuat lebih disukai dari pada yang lemah, sehingga kita jangan lemah,” imbuhnya.