Sandi dan AHY yang masih menuai investasi elektoral harus meraih jabatan serupa jika ingin tetap bertahan.
Tokoh lain masih rendah elektabilitasnya di bawah 1 persen, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak menjawab 17,6 persen.
Dengan elektabilitas yang masih sangat tinggi, Prabowo berpeluang untuk dicalonkan kembali pada Pilpres 2024.
“Jika disimulasikan, pasangan Prabowo-Anies unggul jauh dengan dukungan publik mencapai 35,4 persen, sedangkan Prabowo-Puan yang mencerminkan keterwakilan PDIP hanya didukung sebesar 11,8 persen,” kata Hartono.
Baca juga: Prabowo Tetap Capres 2024 Terkuat Versi Banyak Survei, Disusul Anies Baswedan di Posisi Kedua
Pasangan Prabowo-Puan bahkan masih kalah dari Prabowo-Sandi yang sebelumnya bertarung dalam Pilpres 2019 dengan tingkat dukungan mencapai 23,3 persen.
“Ini menjadi tantangan serius bagi PDIP, mengingat kemungkinan Prabowo-Anies menjadi pasangan yang paling kuat dan tidak terkalahkan saat ini,” kata Hartono.
Jika Prabowo tidak maju pada 2024, Anies berpeluang menjadi calon presiden yang diunggulkan. Pasangan nostalgia Pilkada DKI 2017 Anies-Sandi paling favorit dengan dukungan 28,8 persen, disusul Anies-RK (21,0 persen), dan Anies-AHY (9,8 persen). Alternatif lainnya adalah Sandi-RK (31,3 persen), Sandi-Erick (27,6 persen), dan Sandi-AHY (30,3 persen).
Baca juga: Sejak Jadi Menteri Jokowi Prabowo Tak Pernah Lagi Bicara Politik, Ini Alasannya
Halaman selanjutnya…