TIKTAK.ID – Penghentian pengiriman gas Rusia ke Jerman akan memiliki dampak bencana besar pada ekonomi negara tersebut, menurut Presiden Asosiasi Industri terbesar negara itu (BDI), Siegfried Russwurm.
“Konsekuensi pemutusan pasokan gas Rusia akan menjadi bencana besar,” katanya kepada tabloid Bild am Sonntag dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu (14/5/22) malam, seperti yang dilansir Russian Today.
Russwurm menambahkan bahwa langkah seperti itu akan memberangus bisnis negara dari bahan bakar, memaksa mereka untuk menutup jalur produksi.
“Sejumlah perusahaan dalam hal ini akan benar-benar terputus dari pasokan gas,” katanya. “Dalam banyak kasus, perusahaan yang terkena dampak akan dipaksa untuk menghentikan produksi, beberapa perusahaan mungkin tidak akan pernah dapat memulai produksinya lagi.”
Berlin percaya Rusia dapat menghentikan pasokan gas atas sanksi yang dikenakan pada Moskow dan pasokan senjata oleh Jerman ke Ukraina.
Awal pekan ini, Wakil Rektor dan Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan negara itu belum siap untuk embargo total terhadap gas Rusia.
Sebelumnya, pada Rabu kemarin, Rusia memberlakukan sanksi terhadap anak perusahaan Eropa Gazprom termasuk Gazprom Germania, sebuah bisnis perdagangan, penyimpanan dan transmisi energi yang ditempatkan Jerman di bawah perwalian, yang pada bulan lalu untuk mengamankan pasokan. Daftar sanksi juga termasuk Gazprom Schweiz AG, Gazprom Marketing & Trading USA, Vemex, Wingas, dan EuRoPol GAZ.
Sebelumnya, Ukraina menangguhkan aliran gas alam Rusia ke Eropa, sambil menyalahkan Moskow atas gangguan tersebut. Gas Rusia sebelumnya mengalir tanpa gangguan melalui pipa di seluruh Ukraina meskipun ada ketegangan antara kedua negara.
Sebelumnya pada Sabtu (14/5/22), kelompok negara-negara G7 (Inggris, Jerman, Italia, Kanada, AS, Prancis, dan Jepang) menyampaikan niatannya untuk membantu negara-negara Balkan Barat guna mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan energi Rusia, seperti yang disampaikan Komunike Menteri Luar Negeri G7 yang dirilis setelah pertemuan tiga hari di Wangels, di utara Jerman.
“Kita harus terus membantu Balkan Barat untuk mengurangi ketergantungan mereka pada hidrokarbon Rusia dan kerentanan terhadap paksaan ekonomi”, tulis dokumen tersebut, seperti yang dilansir TASS.
Kepala Kementerian Luar Negeri G7 juga menegaskan kembali komitmen mereka “terkait perspektif Eropa dari enam negara Balkan Barat untuk memastikan keamanan, stabilitas dan kemakmuran kawasan”, serta menyambut beberapa negara Balkan Barat atas posisi mereka terhadap situasi di Ukraina, termasuk pengenalan dan penerapan sanksi anti-Rusia.
“Kami mendesak Serbia untuk melakukan hal yang sama,” kata mereka.