Namun, seorang perempuan anggota gerakan Rompi Kuning beruntung dan berhasil berbicara kepada Macron. Dia mengatakan bahwa dirinya bekerja sebagai “pengatur keuangan” dan veteran gerakan Rompi Kuning dan turut berdemonstrasi selama 67 pekan dari seluruh demonstrasi gerakan Rompi Kuning. Dia menjadi anggota gerakan Rompi Kuning pertama yang berbicara dengan Macron.
Dia mengeluhkan bahwa polisi Prancis kadang terlalu keras menangani para demonstran. Macron menjawab bahwa Rompi Kuning terkadang juga keras; jumlah demonstran semakin sedikit saat ini; dan kadang mereka memprotes hal-hal yang tak benar.
Baca juga: Ketegangan antara Suriah dan Turki Makin Memuncak
Macron melanjutkan bahwa dirinya akan bertemu dengan kelompok demonstran selama satu jam di Istana Elysee jika perempuan itu bersedia mengorganisirnya. Namun, karena pemimpin gerakan Rompi Kuning membenci Presiden dan alergi dengan sesuatu yang terstruktur, pertemuan itu mungkin tak akan pernah terjadi.
Sementara Macron seharusnya datang ke KTT Brussels pada Kamis dan Jumat untuk berjuang melawan upaya pemotongan pengeluaran pertanian Uni Eropa. Namun ternyata pertemuan itu bubar tanpa ada persetujuan.
Nah, karena hal itu Macron mendapat pujian dari salah seorang petani di acara gala itu.
“Keputusan yang bagus pada pertemuan di Brussels,” kata petani itu.
Macron yang mendapat respons tak terduga itu menatap sang petani dengan terheran-heran.