
TIKTAK.ID – Sehari setelah sentrifugal fasilitas nuklir Natanz Iran melakukan pengayaan uranium baru dan beberapa jam setelah dilaporkan terjadi “kecelakaan” listrik, fasilitas nuklir itu dilaporkan dihantam serangan teroris.
Karena itu Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, pada Minggu (11/4/21) menyatakan bahwa Iran berhak untuk “mengambil tindakan” terhadap mereka yang melancarkan serangan teroris ke fasilitas nuklir Republik Islam di Natanz, seperti yang dilaporkan RTnews.
Dia menyebut insiden di fasilitas nuklir itu sebagai tindakan “terorisme nuklir”.
“Iran mengutuk tindakan keji ini,” kata Salehi, menyerukan kepada komunitas internasional dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara khusus untuk “menangani” tindakan “terorisme nuklir” itu.
Insiden di pembangkit itu sebelumnya digambarkan sebagai “masalah listrik” di jaringan listrik di Natanz. “Untungnya, insiden itu tidak menyebabkan cedera atau polusi pada manusia,” kata Juru Bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, pada hari yang sama.
Seorang anggota Komisi Energi parlemen Iran, Malek Shariati Niasar, juga menggambarkan insiden itu sebagai “sangat mencurigakan”, dan mengatakan dia berasumsi bahwa kejadian itu berpotensi sebagai tindakan “sabotase dan infiltrasi”, karena terjadi sekitar Hari Teknologi Nuklir Nasional.
Peristiwa tersebut dilaporkan menyebabkan pemadaman jaringan distribusi listrik fasilitas nuklir Shahid Mostafa Ahmadi Roshan di Natanz. Rincian lebih lanjut belum dipublikasikan dan penyebab insiden tersebut saat ini “sedang diselidiki”.
Natanz menjadi kunci program pengayaan uranium Iran, yang menurut Teheran bukan bertujuan untuk pembuatan senjata. Pada awal Februari, dilaporkan bahwa ratusan sentrifugal canggih dengan kapasitas lebih tinggi untuk pengayaan uranium dipasang di sana.
Peristiwa itu juga terjadi hanya sehari setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani mengumumkan bahwa Iran telah mulai menggunakan sentrifugal IR-5 dan IR-6 canggih yang baru untuk memperkaya uranium di situs Natanz.
Sementara itu, media Israel melaporkan bahwa insiden itu kemungkinan besar disebabkan oleh serangan siber. Times of Israel bahkan secara terbuka mengklaim, mengutip “sumber intelijen Barat”, bahwa Mossad berada “di belakang” pemadaman listrik di Natanz. Namun sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pejabat Israel.