Bamsoet beranggapan setiap presiden memiliki prioritas programnya masing-masing. Program itu yang nantinya akan diputuskan secara bersama agar menjadi kesepakatan nasional bahwa Indonesia harus memiliki program jangka panjang 50-100 tahun yang akan datang. Program itu pun harus dijalankan oleh presiden-presiden berikutnya.
“Saya mengambil contoh, jika Pak Jokowi memutuskan memindahkan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur, apakah ada jaminan presiden yang akan menggantikan beliau akan meneruskan program itu? Hari ini Pak Jokowi membangun infrastruktur di berbagai daerah, membelah Papua, membelah Sumatera, membelah Kalimantan, menghubungkan daerah satu dengan lainnya untuk memperlancar perekonomian nasional. Tapi apakah ada jaminan? Tidak,” tegasnya.
Untuk itu, Bamsoet menganggap GBHN penting untuk bangsa Indonesia. Ia mengklaim GBHN juga tidak akan membatasi kreativitas seorang pemimpin untuk memimpin bangsa.
Baca juga : Din Syamsuddin Beberkan Soal Kenapa Dirinya Tak Masuk Pengurus Baru MUI
“Karena garis -garis besar haluan negara hanya menggambarkan garis besar. Sedangkan detailnya, strateginya bagaimana mencapainya, itulah yang disampaikan di visi-misi, dan itulah pula yang menjadi program daripada calon presiden,” imbuhnya.