TIKTAK.ID – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo menyatakan penting bagi Indonesia untuk memiliki Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Ia menilai sejak GBHN dihilangkan dan diserahkan kepada presiden untuk menyusun visi-misinya, tidak ada lagi kesinambungan dalam pembangunan Indonesia.
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan Indonesia telah melakukan pemilihan presiden secara langsung selama dua dekade terakhir, yakni sejak presiden SBY dua periode dan presiden Jokowi dua periode. Namun, ia menyebut selama itu pula belum terjadi kesinambungan pembangunan dari presiden satu ke yang lainnya.
“Kita seperti menari poco-poco di setiap periodenya, karena setiap program berubah: maju dua langkah, mundur tiga langkah; maju selangkah, mundur dua langkah. Jadi bukan lagi jalan di tempat, bahkan mundur akhirnya,” ujar Bamsoet di gedung DPR/MPR, Jakarta, seperti dilansir Viva.co.id, Sabtu (28/11/20).
Baca juga : Bikin Geger, ‘Kak Ema’ Kirim Karangan Bunga untuk Habib Rizieq
Oleh sebab itu, kata Bamsoet, akhirnya MPR bertekad untuk mendorong lahirnya kembali GBHN.
“Mungkin saja nanti kita ubah namanya menjadi pokok-pokok haluan negara yang menjadi bintang pengarah bangsa ini di dalam lompatan 50-100 tahun yang akan datang,” terang Bamsoet.
Ia menjelaskan, sejumlah negara lain seperti Singapura, China, dan negara-negara besar, telah memiliki pokok-pokok haluannya sendiri yang akan jadi pedoman bahkan sampai seratus tahun mendatang. Akan tetapi, Indonesia kini belum memiliki hal itu.
Bamsoet pun menilai dalam beberapa waktu ini, Indonesia harus sadar dan mengejar ketertinggalan. Menurutnya, Indonesia memiliki waktu sedikitnya 25 tahun untuk mencapai ulang tahun emasnya, tapi target itu harus jelas arahnya sehingga diperlukan pokok-pokok haluan negara.
Baca juga : Anies Terpilih Jadi ‘Gubernur Terpopuler Media Digital 2020’
Halaman selanjutnya…