Sebelum ini, Turki juga telah menerapkan jam malam selama dua hari di 31 provinsi di seluruh negeri, yaitu pada 11-12 April.
Sementara itu di Iran, kondisi sudah mulai tampak membaik. Saat ini beberapa bisnis di Teheran sudah mulai dibuka kembali, sebab angka kematian akibat Corona di Negeri Mullah itu turun menjadi 73 kasus. Ini merupakan angka terendah lebih dari sebulan terakhir, seperti yang dilaporkan Aljazeera.
Sejumlah bisnis berisiko rendah seperti toko, pabrik, dan gudang kembali beroperasi di Ibu Kota, Teheran pada Sabtu kemarin. Sepekan setelah ini, bisnis-bisnis di seluruh negeri kembali dibuka, kata televisi pemerintah setempat.
Pembukaan kembali sentra bisnis yang diumumkan awal bulan ini diambil setelah angka resmi kematian per hari akibat Covd-19 turun hingga 73 kasus pada Sabtu kemarin. Angka itu merupakan angka terendah sejak 12 Maret lalu.
Baca juga: Kebakaran Hutan Dekat Pembangkit Nuklir Chernobyl, Picu Kekhawatiran Penyebaran Radiasi
Di Iran total korban tewas menurut Menteri Kesehatan Kianush Jahanpour menjadi 5,031 kasus. Sementara pada Sabtu kemarin, menandai hari kelima berturut-turut dengan angka kematian di bawah 100 di Iran. Padahal Iran merupakan salah satu negara yang paling terpukul di Timur Tengah.
Terlebih karena pada saat yang sama, hingga saat ini Iran masih berada dalam kondisi ditimpa sanksi ekonomi yang dipaksakan AS, tak terkecuali terkait pemenuhan kebutuhan pasokan obat-obatan dan peralatan medis yang mestinya dapat didatangkan dari luar untuk keperluan menghadapi pandemi Corona.
Seperti diketahui, sudah beberapa kali AS menjatuhkan sanksi secara sepihak terhadap sejumlah negara seperti Iran dan Venezuela.
Sejumlah negara sebenarnya sudah mendesak AS untuk mengakhiri sanksi sewenang-wenang di tengah krisis Corona yang tengah menimpa seluruh dunia, tapi negara arogan di bawah kepemimpinan Donald Trump ini tetap bersikeras menolak tuntutan tersebut.