TIKTAK.ID – Ratusan imigran terjebak di hutan Polandia dengan kondisi memprihatinkan di tengah musim dingin bersuhu di bawah nol derajat celcius. Bahkan beberapa dari mereka yang tak kuat melawan hawa dingin terpaksa meregang nyawa akibat hipotermia.
Mereka bergerak dari Belarus menuju Polandia, namun di perbatasan, mereka menghadapi situasi yang dilematis, dicegat tak diperbolehkan masuk ke Polandia, sementara mereka juga tak bisa kembali ke Belarus, seperti yang dilaporkan BBC, Selasa (9/11/21).
Salah seorang imigran dari Irak bernama Barwa Nusreddine Ahmed mengatakan kepada BBC bahwa dirinya tiba di Minsk, Ibu Kota Belarusia bulan lalu bersama istri dan tiga anaknya.
Ia mengatakan orang-orang kekurangan bahan makanan dan minuman, mereka menderita dan terjebak di perbatasan.
Pemindahan pada Senin (8/11/21) ke pos perbatasan mereka rencanakan sendiri di media sosial, namun juga karena dorongan dari Belarus.
“Orang-orang tahu mereka sedang dimanfaatkan [Presiden Belarus Alexander Lukashenko], tetapi mereka tidak memiliki masa pilihan,” kata Ahmed.
Kondisi para migran di perbatasan sangat tidak bersahabat hingga mematikan, dan ketakutan mulai meningkat atas keselamatan mereka di musim dingin dengan suhu di bawah nol derajat di kawasan itu.
Sementara itu, Polandia mengatakan menolak upaya para migran untuk memasuki negara itu di perbatasan timurnya dengan Belarus. Negara itu memperingatkan bahwa ribuan lainnya sedang dalam perjalanan menuju ke perbatasan.
Rekaman video menunjukkan ratusan orang di dekat pagar perbatasan kawat berduri, dengan beberapa orang coba masuk dengan paksa, namun gagal.
Pemerintah Polandia pada Senin kemarin mengadakan pertemuan terkait krisis imigran ini dan mengerahkan 12.000 tentaranya ke wilayah tersebut.
Polandia menuduh Belarus mendorong para migran menuju perbatasan, dan menggambarkannya sebagai aktivitas bermusuhan.
Polandia, Lithuania dan Latvia mengatakan ada lonjakan jumlah imigran yang mencoba memasuki negara mereka secara ilegal dari Belarus dalam beberapa bulan terakhir. Banyak dari mereka datang dari Timur Tengah dan Asia.
Di sisi lain, Uni Eropa menuduh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko memfasilitasi arus masuk sebagai pembalasan terhadap sanksi yang dijatuhkan ke negaranya.
Polandia, dikritik karena mendorong kembali para migran dan pengungsi di perbatasannya. Polandia menanggapi sejumlah besar orang yang tiba di sana dengan membangun pagar kawat berduri.
Penjaga Perbatasan Polandia juga berencana akan menutup perbatasannya dengan Belarus di Kuznica mulai Selasa pagi.
NATO juga mengatakan khawatir tentang “eskalasi” di perbatasan dengan Polandia dan siap untuk “menjaga keselamatan dan keamanan di kawasan”.
Pemerintah Lithuania juga bersiap sedia dengan memindahkan pasukannya ke perbatasan dengan Belarus untuk mempersiapkan kemungkinan masuknya migran dan sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat.