TIKTAK.ID – Setelah melewati fase pertama perjanjian dagang antara Beijing dan Washington, kini hubungan kedua negara mengalami penurunan. Sehingga mimpi untuk menuju kesepakatan perdagangan yang komprehensif harus dilupakan sejenak.
Buruknya hubungan Amerika dan China terjadi setelah Washington menuduh Beijiing sebagai penyebar pandemi Covid-19 hingga merusak ekonomi Amerika, tulis Sputnik News, Jumat (26/6/20).
Beijing “diam-diam” mengancam Washington bahwa kesepakatan fase pertama yang meliputi produk pertanian Amerika, dapat dihentikan jika Amerika sudah kelewat keterlaluan atau melewati “garis merah”. Maksud Beijing adalah jika Washington ikut campur dalam masalah yang dianggap China “terlarang”, tulis Wall Street Journal.
Ancaman itu menurut Wall Street Journal disampaikan oleh pejabat anonim, bahwa diplomat utama China, Yang Jiechi memperingatkan delegasi Amerika yang dipimpin Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
“Amerika harus menahan diri untuk tidak bertindak terlalu jauh dengan ikut campur tangan. Garis merah tidak boleh dilintasi,” kata seorang pejabat Cina yang tidak disebutkan namanya kepada WSJ.
Isu-isu sensitif bagi China yang Amerika ikut campur tangan menurut Beijing salah satunya adalah situasi Hongkong dan hubungan dengan Taiwan. Washington mengecam Beijing yang menerapkan Undang-Undang Keamanan di Hongkong. Bagi Washington aturan itu akan membuat Hongkong kehilangan status wilayah otonomnya sebagai “satu negara dua sistem”.
Merespons keputusan Beijing atas Hongkong, Washington mengesahkan undang-undang untuk menjatuhkan sanksi kepada individu atau perusahaan yang membantu Beijing yang diduga membatasi otonomi Hongkong.
Terkait dengan Taiwan, sebuah pulau yang dianggap sebagai bagian dari “Satu China”, namun saat ini tidak dalam kontrol Beijing, Washington mempertahankan hubungan dekat dengan pulau itu. Bahkan Amerika telah membahas penjualan senjata dengan Taiwan dan menekan China untuk mengizinkan pulau itu memiliki perwakilan sendiri di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sepak terjang Washington ini, Beijing bilang jelas mencederai kebijakan “Satu-China” yang telah diadopsi Ameriksa dan mayoritas masyarakat internasional pada masa lalu.
Ditambah lagi serangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ke Beijing terkait pandemi Covid-19. Trump, tanpa menyertakan bukti apa pun menuduh Beijing tanpa sengaja telah melepaskan virus Corona dari laboratorium biologi di Wuhan, China. Tempat yang Trump bilang sebagai tempat uji coba virus Corona.
Trump juga menuding Beijing sengaja menyembunyikan informasi sebenarnya terkait kemunculan pertama wabah Covid-19, termasuk informasi virus itu dapat menular dari manusia ke manusia. Namun, Beijing berkeras membatah semua tuduhan tersebut.