TIKTAK.ID – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un baru-baru ini mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah “musuh terbesar” negaranya dan mengancam akan memperluas persenjataan nuklir miliknya.
Dilansir Aljazeera, komentar terbaru Kim selama pertemuan penting partai yang berkuasa minggu ini dipandang sebagai tekanan terhadap pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden, yang menyebut Kim sebagai “preman” dan mengkritik pertemuan puncaknya dengan Presiden Donald Trump.
“Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami,” kata Kim seperti yang dikutip Kantor Berita Pusat Korea pada Sabtu (9/1/21).
“Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat sebenarnya AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah,” kata Kim, sambil berjanji untuk memperluas hubungan dengan “pasukan anti-imperialis, independen” dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir.
Deklarasi itu dikeluarkan kurang dari dua minggu sebelum pelantikan Biden dan setelah hubungan yang kacau antara Kim dan Trump.
Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS. Namun, seorang Jubir kampanye Biden menolak berkomentar.
Kim mengatakan dia tidak akan menggunakan persenjataan nuklirnya kecuali “pasukan musuh” berniat menggunakan senjata nuklir mereka untuk melawan Korea Utara terlebih dahulu.
Dia juga menyarankan secara terbuka dilakukan dialog jika Washington juga menginginkan hal yang sama, namun menekankan Korea Utara harus lebih memperkuat kemampuan militer dan nuklirnya untuk menghadapi permusuhan AS yang semakin meningkat.
“Ini menunjukkan bahwa hubungan Korea Utara-AS tidak akan mulus dalam empat tahun ke depan ketika Biden menjabat,” kata Pakar Korea Utara di Universitas Korea di Korea Selatan, Nam Sung-wook.
Kim mendaftarkan sistem senjata canggih yang katanya sedang dikembangkan. Di antaranya termasuk rudal multi-hulu ledak, rudal nuklir yang diluncurkan di bawah air, rudal jarak jauh berbahan bakar padat, dan satelit mata-mata.
Dia mengatakan Korea Utara juga harus meningkatkan kemampuan serangan presisi pada target dalam jarak serangan 15.000 kilometer (9.320 mil). Ini jelas dtujukan ke daratan AS dan mengembangkan teknologi untuk memproduksi hulu ledak nuklir yang lebih kecil dan lebih ringan untuk lebih mudah dipasang pada rudal jarak jauh.
“Tidak ada yang lebih bodoh dan berbahaya daripada tidak memperkuat kekuatan kita tanpa lelah dan bersikap santai pada saat kita dengan jelas melihat senjata canggih musuh ditingkatkan lebih dari sebelumnya,” kata Kim. “Kenyataannya adalah bahwa kita dapat mencapai perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea ketika kita terus membangun pertahanan nasional kita dan menekan ancaman militer AS.”
Pada 2018, Pemerintah Korea Selatan mengatakan Korea Utara diperkirakan memiliki hingga 60 senjata nuklir.