Dia mendesak pleno yang disebut “untuk mengambil langkah-langkah positif dan ofensif guna sepenuhnya menjamin kedaulatan dan keamanan negara seperti yang dipersyaratkan oleh situasi saat ini,” rilis Kantor Berita Pusat Korea (KVNA), Senin (30/12/19).
Kantor berita yang dikelola Pemerintah Korut itu juga mengatakan, para pemimpin partai diharapkan untuk membahas “dokumen penting” sebagai agenda mereka berikutnya.
“Pelaporan KCNA tentang pleno partai menunjukkan Pyongyang merencanakan pendekatan yang lebih keras tahun depan, jika Washington tidak memberikan kesepakatan yang memuaskan sebelum tahun ini berakhir,” kata Duyeon Kim, penasihat senior Asia Timur Laut dan kebijakan nuklir di Kelompok Krisis Internasional. Namun, dia mengingatkan: “Kami hanya tidak tahu bentuk dan ukuran yang mungkin diperlukan untuk provokasi tahun depan.”
Baca juga: Trump: Ketimbang Luncurkan Rudal, Mending Kim Jong Un Beri Kado Natal Vas Bunga Indah
Spekulasi tentang pesan apa yang mungkin Kim Jong Un sampaikan dalam pidato yang disiarkan Rabu pagi memicu rasa penasaran. Dia mungkin menawarkan retorika yang lebih kuat sambil tetap membuka pintu untuk negosiasi. Atau dia mungkin menyatakan negosiasi dan menandakan uji senjata yang akan datang.
Pesan apa pun akan datang dengan latar belakang politis dari pemilihan presiden AS, ketika saingan Demokrat Trump berusaha menggambarkan sang presiden sebagai seorang yang tidak stabil bagi keamanan global dan terlalu akomodatif terhadap otokrat.
Baca juga: Baku Umpat Kim Jong Un vs Donald Trump Terus Berlanjut
Halaman selanjutnya…