TIKTAK.ID – Amerika tetap ngotot tak mau meninggalkan Irak, bahkan mereka mengaku jika kehadiran militernya di Baghdad membuat Irak lebih aman dan “sejahtera”. Meskipun, parlemen Irak menyerukan agar semua pasukan asing yang ada di Irak untuk keluar dari negara itu, seiring ketegangan AS dengan Iran.
“Pada saat ini, tidak ada rencana militer AS menarik diri dari Irak,” kata Asisten Menteri Pertahanan Jonathan Rath Hoffman, Sabtu 18 Januari 2020, seperti yang dilaporkan RT.
“Dan saya kira sudah jelas … bahwa konsensus di Irak sepertinya sepakat bahwa pasukan Amerika Serikat hadir untuk selamanya,” tambahnya.
Hoffman melanjutkan bahwa kehadiran militer AS di negara itu “bermanfaat” bagi Irak dan “akan terus berupaya meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bagi rakyat Irak.”
Namun, terlepas dari keyakinan Hoffman bahwa pasukan AS membawa “manfaat” bagi warga Irak, pernyataannya itu bertentangan dengan keputusan Parlemen Irak. Sebab pada 5 Januari lalu, Parlemen menggeluarkan resolusi yang meminta Perdana Menteri sementara Adil Abdul Mahdi membatalkan permintaan bantuan militer dari pasukan koalisi yang dipimpin AS.
Resolusi itu diputuskan dalam pemungutan suara di parlemen yang dilakukan dua hari pasca pembunuhan Jenderal tinggi Iran, Qassem Soleimani dan wakil ketua Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak oleh AS. Mereka dibunuh menggunakan drone AS ketika meninggalkan Bandara Baghdad. Padahal, hari itu Soleimani dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Mahdi.
Iran membalas pembunuhan Soleimani dengan menembakkan beberapa rudal balistik ke pangkalan AS di Irak.
Pasukan AS telah berada di Irak sejak 2003 ketika pasukan koalisi pimpinan Washington menyerang negara tersebut untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein. PLOS Medicine Study, sebuah jurnal medis mingguan mencatat korban penyerbuan AS ke Irak mengakibatkan lebih dari 400 ribu orang tewas. Itu belum lagi kerusakan yang diakibatkan penyerbuan itu.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menanggapi resolusi Parlemen Irak yang meminta pasukan koalisi meninggalkan Irak malah balik mengancam. Trump memperingatkan bahwa pasukan Amerika tidak akan ditarik kecuali Irak memberikan kompensasi atas biaya pembangunan pangkalan udara AS di negara itu, Jika tak dipenuhi, Trump berjanji akan menjatuhkan sanksi keras ke Irak.