
TIKTAK.ID – Presiden Joe Biden pada Rabu (14/4/21) secara resmi mengumumkan keputusannya untuk menarik pasukan Amerika dari Afghanistan sebelum 11 September. Yaitu bertepatan dengan peringatan 20 tahun serangan teroris di World Trade Center dan Pentagon yang membawa AS ke dalam perang terpanjangnya.
“Kami tidak dapat melanjutkan siklus untuk memperpanjang atau memperluas kehadiran militer kami di Afghanistan dengan harapan dapat menciptakan kondisi yang ideal untuk penarikan kami, mengharapkan hasil yang berbeda,” katanya, seperti yang dilansir CNN.
“Saya sekarang adalah Presiden Amerika keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republik. Dua Demokrat,” tambahnya. “Saya tidak akan menyerahkan tanggung jawab ini kepada yang kelima.”
Biden memandang keputusannya itu akan menjadi keputusan bersejarah bagi konflik berkepanjangan bagi Amerika. Ia menyampaikan pernyataannya itu dari tempat yang persis sama ketika Presiden George W. Bush mengumumkan dimulainya perang pada 7 Oktober 2001, yaitu di Ruang Perjanjian Gedung Putih.
Usai menyampaikan peryataannya itu, Biden akan mengunjungi bagian Pemakaman Nasional Arlington yang memakamkan banyak korban perang Amerika yang tewas di Afghanistan.
Meski demikian, Biden mengatakan bahwa upaya diplomatik dan kemanusiaan Amerika akan berlanjut di Afghanistan dan akan mendukung upaya perdamaian antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban. Namun ia menegaskan bahwa setelah dua dekade, perang Afghanistan kini berakhir.
“Ini adalah waktu untuk mengakhiri perang terlama Amerika. Sudah waktunya pasukan Amerika pulang,” katanya.
Biden mengatakan penarikan secara bertahap akan dimulai pada 1 Mei, sejalan dengan kesepakatan yang dibuat Pemerintahan Presiden Donald Trump dengan Taliban. Namun, penarikan secara keseluruhan akan dilakukan pada 11 September.
Tenggat waktu yang ditetapkan Biden bersifat mutlak, tanpa potensi perpanjangan berdasarkan kondisi yang memburuk di lapangan. Para pejabat mengatakan setelah dua dekade perang, jelas bagi Presiden bahwa membuang lebih banyak waktu dan uang untuk masalah Afghanistan tidak akan berhasil.
“Ini bukan berdasarkan kondisi,” kata seorang pejabat senior pemerintahan yang sangat terlibat dalam musyawarah tersebut pada Selasa kemarin. “Presiden telah menilai bahwa pendekatan berbasis kondisi, yang telah menjadi pendekatan dalam dua dekade terakhir, adalah resep untuk posisi di Afghanistan selamanya.”
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani mengatakan pada Rabu ini bahwa dia berbicara dengan Biden dan bahwa dia “menghormati keputusan AS”.
“Pasukan keamanan dan pertahanan yang dibanggakan Afghanistan sepenuhnya mampu membela rakyat dan negaranya, yang telah mereka lakukan selama ini, dan yang untuknya bangsa Afghanistan akan selamanya berterima kasih”, cuit Ghani di Twitter.