Di Somalia sendiri ada Al Shabaab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, secara teratur melakukan serangan-serangan seperti itu untuk melemahkan Pemerintah. Pemerintah sendiri didukung oleh pasukan PBB dan Uni Afrika.
Serangan paling mematikan yang dituduhkan pada kelompok Al Shabaab adalah pada Oktober 2017 ketika sebuah truk membawa bom meledak di sebelah kapal tangki bahan bakar di Mogadishu, menciptakan badai api yang menewaskan hampir 600 orang.
Serangan Al Shabaab biasanya tak banyak mengakibatkan korban seperti yang terjadi pada Sabtu ini. Kelompok itu kadang tak mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang memicu reaksi besar di publik, seperti pemboman bunuh diri pada 2009 terhadap upacara kelulusan bagi mahasiswa kedokteran.
Baca juga: Israel Balas Tembakan Roket dengan Serangan Udara ke Gaza
Negara Tanduk Afrika itu telah terbelah oleh konflik sejak 1991. Ketika itu panglima perang klan menggulingkan diktator Siad Barre dan kemudian saling berhadapan.
Al Shabaab tumbuh dari gerakan politik yang menggunakan aturan Islam untuk menertibkan negara itu. Tentara Ethiopia yang didukung AS mengalahkan kelompok Islam pada 2006, tetapi sayap pemuda gerakan itu berpisah dan terus melancarkan pemberontakan.
Al Shabaab berbai’at kepada Al Qaeda pada 2012, ketika pemberontak memerangi pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika. Mereka juga melakukan serangan di negara-negara Afrika timur seperti Kenya dan Uganda.