“Bagian depan rumah memang didesain dengan cat merah putih, untuk melambangkan bendera Indonesia. Kemudian pada bagian belakang, dicat dengan warna yang sesuai nuansa Malaysia,” imbuhnya.
Pemilik rumah mengaku juga ikut merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang diperingati setiap 17 Agustus dengan mendesain bagian depan dengan cat warna merah dan putih. Meski demikian, dia tidak tahu pasti apakah desain rumahnya itu memenuhi aturan standard terkait kewarganegaraan pemiliknya.
Diketahui, terdapat sekitar 80.000 warga negara Indonesia dan 25.000 lagi warga negara Malaysia di Pulau Sebatik. Di sana tidak ada pos penjagaan perbatasan, rumah kepabeanan, kantor imigrasi, bahkan sekadar pagar duri atau dinding sebagai penunjuk atau pemisah wilayah kedua negara.
Baca juga: Viral, Driver Ojol Alami Kejadian Seram Saat Ngojek Malam Jumat
Menurut Osman, yang menjadi satu-satunya penanda di pulau tersebut adalah tumpukan betok yang terletak di setiap kilometer.
Tidak hanya itu saja, ada juga seorang siswa SD yang menjadi pelintas negara untuk melakukan tugasnya sebagai pelajar, yakni bersekolah. Bocah bernama Nursaka itu memiliki tempat tinggal di Tebedu Serian, Serawak, Malaysia.
Uniknya, kendati bertempat tinggal di Malaysia, bocah berusia 8 tahun dan keluarganya itu merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Namun untuk urusan pendidikan, ia memilih melintas ke wilayah Sontas, Entikong, Kalimantan Barat.
Baca juga: Perjuangan Bocah SD Jualan Cilok Demi Menyambung Hidup di Sukoharjo Ini Viral