TIKTAK.ID – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Minggu (2/8/20), mencaci para demonstran yang terus membesar terhadap pemerintahannya. Dia menuduh media telah menghasut, membelokan fakta dan mendukung para demonstran.
Kantor Berita The Associated Press melaporkan bahwa Netanyahu menghadapi gelombang protes dalam beberapa pekan terakhir, dengan tuntutan pengunduran dirinya yang kini diadili dengan tuduhan korupsi. Demonstran juga mengkritik penanganan krisis pandemi virus Corona.
Sementara, Netanyahu menggambarkan demonstran sebagai sarang kelompok “anarkis” dan “kiri” untuk menggulingkan “pemimpin sayap kanan yang kuat.”
Protes sebagian besar berlangsung damai. Dalam beberapa kasus berakhir bentrok antara demonstran dan polisi. Di tempat lain, gerombolan kecil individu pendukung Netanyahu yang berafiliasi dengan kelompok sayap kanan telah menyerang demonstran.
Dengan kata-kata kasar selama enam menit pada pertemuan Kabinetnya, Netanyahu mengecam media karena “mengobarkan” protes dan karena salah menggambarkan insiden kekerasan terhadap para demonstran.
“Tidak pernah ada mobilisasi yang terdistorsi -saya ingin mengatakan Soviet tetapi telah menjadi persyaratan Korea Utara- dari media yang mendukung protes,” katanya.
Netanyahu mengatakan media mengabaikan “hasutan liar dan tidak terkekang, dan seruan setiap hari -termasuk sehari sebelum kemarin- untuk membunuh Perdana Menteri dan keluarganya”.
Dia mengatakan, protes itu menjadi tempat bagi virus yang diizinkan dilakukan tanpa batas, menutup jalan-jalan dan lingkungan. Dia mengatakan protes sayap kanan belum pernah diberikan kebebasan seperti itu.
Dia mengutuk kekerasan “dari semua sisi” di awal sambutannya sebelum mencerca media yang telah lama dilihatnya memusuhi dirinya.
Juga masih pada pertemuan Kabinet, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, yang merupakan Perdana Menteri “Pengganti” negara itu di bawah kesepakatan pembagian kekuasaan, mengatakan demonstrasi harus dibiarkan terjadi dengan demonstran terlindungi dari tindak kekerasan.
“Hak untuk memprotes adalah sumber kehidupan demokrasi dan kekerasan adalah pengikisan fondasi demokrasi,” katanya.
Sepanjang musim panas ini, ribuan orang Israel turun ke jalan, menyerukan Netanyahu untuk mengundurkan diri, memprotes penanganannya atas pandemi krisis virus Corona dan mengatakan dia tidak boleh masuk kantor selama peradilan berlangsung.
Meskipun Netanyahu telah mencoba untuk meminimalisir protes, dengan pertemuan dua kali seminggu, ternyata hal itu tidak menunjukkan tanda-tanda menurukan tensi para demonstran, bahkan demonstrasi pada Sabtu malam kemarin di Yerusalem diikuti lebih dari 10.000 orang.
Demonstrasi terhadap Netanyahu kali ini adalah yang terbesar terjadi di Israel sejak demonstrasi 2011 yang memprotes tingginya biaya hidup di sana.