
TIKTAK.ID – Data index Serangan Global mencatat ada penurunan serangan terorisme pada 2020 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Namun korban tewas akibat serangan teroris lebih banyak pada 2020 dibandingkan dengan 2019. Alasannya, karena serangan teror pada 2020 lebih mematikan.
Data yang dianalisis oleh konsultan keamanan Janes dan dirilis pada Selasa (9/3/21), menunjukkan bahwa 17.122 orang tewas di seluruh dunia akibat serangan teror pada 2020. Jumlah itu lebih banyak 2.543 daripada tahun sebelumnya atau meningkat 17,4 persen, seperti yang dilansir RTnews.
Peningkatan korban jiwa itu terjadi meskipun terdapat penurunan serangan oleh kelompok teroris sebanyak 3,7 persen di seluruh dunia.
“Penurunan keseluruhan serangan sebagian besar dapat dikaitkan dengan gencatan senjata pada Juli lalu di wilayah Donbass Ukraina, yang mengakibatkan turunnya sepertiga serangan dalam konflik separatis bertempo tinggi,” kata Kepala Urusan Terorisme dan Keamanan di Janes, Matthew Henman.
“Penurunan ini menutupi perubahan besar kekerasan yang terjadi di Afghanistan dan zona konflik utama di sub-Sahara Afrika, di mana serangan dan korban jiwa meningkat secara dramatis,” tambahnya.
Sepertiga lebih dari semua kematian akibat teror pada 2020 terjadi di Afghanistan, dengan 6.627 orang meninggal dalam 2.373 insiden teror. Negara itu, ditambah dengan Suriah dan Ukraina, secara kumulatif menyumbang lebih dari setengah dari semua serangan teror di seluruh dunia, kata Henman.
Janes mencatat bahwa meningkatnya kekerasan di Afghanistan didorong hampir secara eksklusif oleh serangan kelompok Taliban yang menargetkan pasukan keamanan, menyusul kesepakatan damai yang ditandatangani dengan Pemerintah AS pada Februari 2020.
Janes juga mencatat dua kali lipat jumlah serangan pada 2019 hingga tahun lalu terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC) dengan jumlah kematian tiga kali lipat. Data menunjukkan peningkatan serangan dan kematian ini disebabkan oleh Pasukan Sekutu Demokratik yang menargetkan warga sipil di provinsi Nord Kivu dan Ituri.
Serangan di Suriah dan Ukraina tercatat menurun masing-masing sebesar 29,1 persen dan 36,5 persen antara 2019 dan 2020.
Sementara itu di Irak, dilaporkan terjadi peningkatan serangan hingga 50 persen, menjadi 1.466 pada 2020. Sebagian besar serangan didorong oleh Wilayat Al Irak, atau provinsi Negara Islam Irak, yang menyumbang setengah dari semua serangan ISIS yang tercatat di seluruh dunia pada 2020.
Janes mengatakan peningkatan kematian akibat terorisme berasal dari “operasi korban massal” yang dilakukan oleh militan Negara Islam Afrika Barat di lembah Danau Chad dan daerah tiga perbatasan Sahel.
Perusahaan keamanan itu juga mencatat peningkatan yang signifikan dalam tempo operasional di provinsi Afrika Tengah yang dikuasai ISIS di timur laut Mozambik, di mana militan lokal terus menantang pasukan keamanan untuk menguasai lokasi utama perkotaan dan komersial di provinsi Cabo Delgado.