
TIKTAK.ID – Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa karantina Covid-19, terutama bagi perjalanan luar negeri, adalah kebijakan yang tidak berdampak. Sebab, dia menilai kebanyakan kasus Covid-19 terbaru justru sudah berasal dari penularan lokal.
”Dengan kasus Covid-19 Omicron sudah belasan ribu dari penularan lokal. Jadi di mana relevansinya karantina?” ujar anggota Komisi I DPR ini melalui Twitter, Rabu (2/2/22), seperti dilansir Sindonews.com.
Kemudian Fadli menyarankan supaya kebijakan karantina dihapus demi menekan laju penularan.
”Logikanya karantina sebaiknya dihapus saja,” ucap mantan Wakil Ketua DPR tersebut.
Baca juga : DPR Desak Pemerintah Segera Tutup Museum Holocaust di Minahasa
Untuk diketahui, Pemerintah memberlakukan kewajiban karantina untuk masyarakat yang pulang dari luar negeri, menyusul merebaknya varian baru virus Corona, Omicron. Akan tetapi, sejak awal kebijakan tersebut memang sudah menimbulkan polemik.
Mulai dari penerapan tidak benar-benar tegas di lapangan, hingga berganti-gantinya durasi karantina. Bahkan belakangan ini juga muncul dugaan adanya permainan oknum di lapangan, sampai-sampai Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kapolri untuk mengusutnya tuntas.
Kasus Covid-19 di Indonesia sendiri saat ini terus merangkak naik. Penambahan kasus Covid-19 harian sudah melewati angka 10.000. Padahal saat Desember 2021 hingga pertengahan Januari 2022, kasus harian cenderung landai, yakni di bawah angka 100.
Baca juga : Pemuda Muhammadiyah Jatim Sebut Khofifah Berkapasitas Jadi Capres 2024
Lonjakan kasus Covid-19 itu pun dikabarkan karena meluasnya varian Omicron di Tanah Air. Namun Pemerintah masih belum bisa memastikan apakah Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19.
“Jadi untuk penetapan gelombang ketiga, kita akan terus pantau karena baru 10 hari terjadi peningkatan kasus,” terang Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengutip Kompas.com, Kamis (3/2/22).
Di sisi lain, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menegaskan, sesungguhnya kondisi pandemi di Indonesia kini telah menunjukkan dimulainya awal dari gelombang ketiga.
Baca juga : Ijtima Ulama Lampung Gelar Deklarasi Dukung Sandiaga Uno Capres 2024
“Dalam sisi kondisi (Indonesia saat) ini, sudah jelas ini merupakan anak tangga dari gelombang ketiga kita,” ungkap Dicky, Kamis (3/2/22).
Menurut Dicky, gelombang infeksi Covid-19 hanya dapat dilihat dari kurva kasus infeksi seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, dia menganggap ada sejumlah parameter yang bisa dilihat untuk menentukan sebenarnya sebuah negara sudah mulai memasuki gelombang infeksi atau belum.
Dicky menjabarkan, pada umumnya tanda yang bisa dilihat yakni terdapat peningkatan kasus infeksi per 7 hari atau 14 hari, dan angka reproduksi meningkat atau positivity rate meningkat.