Brasil telah menjadi salah satu hotspot global untuk pandemi virus Corona, dengan angka kematian tertinggi ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris.
Sebelumnya, pada Sabtu lalu, Bolsonaro mengambil kebijakan yang mengejutkan dengan tidak lagi mengumumkan jumlah akumulasi data Covid-19 yang telah dikumpulkan berbulan-bulan. Namun dia menggantinya dengan hanya menampilkan data harian jumlah korban meninggal dan terinfeksi dalam 24 jam terakhir.
Bolsonaro mengatakan perubahan kebijakan itu merupakan hasil dari tindakan yang diambil untuk meningkatkan pelaporan Covid-19. Namun, keputusannya mendapat kritikan keras dari berbagai pihak di Brasil.
Baca juga: Menteri Dalam Negeri Prancis: Polisi Prancis Bukan Polisi Amerika
Bolsonaro dituduh melakukan manipulasi data, dan Dewan Nasional Brasil dari Sekretaris Kesehatan Negara menggambarkan langkah itu sebagai “otoriter, tidak peka, tidak manusiawi dan tidak etis”, seperti yang ditulis BBC.
Namun, Mahkamah Agung sepertinya tak sependapat dengan Bolsonaro. Seorang hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes, pada Selasa kemarin kemudian memerintahkan Pemerintah untuk menayangkan kembali jumlah total epidemiologi pandemi Covid-19. Moraes menuduh Bolsonaro berusaha melakukan penyensoran.
Moraes memberi waktu 48 jam kepada Pemerintah Bolsonaro untuk merilis angka lengkapnya lagi, tulis surat kabar O Global.