Mengungkap beda antara Sukma dan Bung Karno, Fahri menyebut kelebihan Bung Karno adalah karena ia membaca semua hal. Masa-masa dalam penjara membuat Bung Karno punya banyak waktu membaca buku khazanah Timur, Barat dan Islam. Hingga tak heran bila di Timur dia bersahabat dengan para pemimpin negara Asia-Afrika, sementara di Barat dia menjadi sahabat pemimpin negara-negara Amerika.
Jika tak mampu mengambil jalan persis sama, Fahri menyarankan kepada anak keturunan Bung Karno agar mereka “sedikit ke tengah”. Jangan terlalu ke (paham) Kiri.
“Seperti Mbak Puan, akar Islam Sumateranya lebih kuat karena Pak Taufik Kiemas ayah beliau adalah anak keturunan Masyumi. Akan menarik menyaksikan varian baru itu,” lanjut Fahri.
Baca juga: Ngobrol Saat Kapolri Beri Arahan, Kapolres Kampar Dicopot dari Jabatannya
Menyebut kasus Sukma sebagai pelajaran penting, Fahri pun mengajak semua pihak mengambil pelajaran, agar ke depan tak salah langkah.
“Akhirnya, kasus pidato Sukma yang kontroversial yang justru bertepatan pada hari kita merayakan ke-107 ulang tahun @muhammadiyah adalah pelajaran penting tentang warna Islam proklamator kita itu. Tidak saja anak cucunya, kita pun perlu belajar lagi. Agar jangan salah.”