TIKTAK.ID – Beberapa hari terakhir pasca pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, Abu Mahdi Al-Muhandis dan beberapa korban lain atas perintah langsung Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, para analis di seluruh dunia menyampaikan pandangan mereka yang rata-rata serupa, bahwa kecil kemungkinan Iran bakal membalas dendam kepada AS, berhubung begitu jomplangnya perbandingan kekuatan militer antar kedua negara. Apalagi setelah Trump sesumbar, negaranya siap menghancurkan 52 situs budaya Iran jika Negeri Mullah itu berani membalas dendam atas terbunuhnya Komandan Pasukan Quds dari IRGC tersebut.
Namun ternyata analisa tersebut terbukti meleset, setelah Iran -melalui Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) pada Selasa (7/1/20) malam membombardir pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.
Tak cukup sampai di situ, Iran bahkan bersumpah akan menyerang Israel setelah serangan IRGC atas pangkalan militer -yang kabarnya dijadikan AS sebelumnya, sebagai markas pengendalian serangan terhadap Qassem Soleimani cs tersebut. Ancaman itu akan diwujudkan bila Amerika Serikat (AS) membalas serangan Iran kali ini. Nantinya, serangan kepada Israel akan dilakukan oleh sekutunya, Hizbullah.
IRGC menyampaikan ancamannya dari kantor berita Tasnim Iran dan menegaskan alasan kenapa Israel juga bakal dijadikan sasaran.
“Kami sama sekali tidak menganggap rezim Zionis (Israel) terpisah dari rezim kriminal AS dalam kejahatan ini,” ujar perwakilan IRGC memperingatkan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Rabu (8/1/20).
Baca juga: Pemimpin Hamas: Jenderal Soleimani adalah ‘Martir al-Quds’
Halaman selanjutnya…