Langkah protes Pemerintah Indonesia tersebut dipicu oleh aksi tokoh rasialis Denmark, Rasmus Paludan, yang memimpin organisasi Tight Direction (Stram Kurs), yang membakar sebuah Alquran dalam unjuk rasa di kota Malmo, Swedia.
Demonstrasi itu pun memicu kerusuhan. Kemudian polisi menangkap sepuluh orang, dan sejumlah petugas mengalami luka-luka.
Imbas kejadian itu, Pemerintah Denmark melarang Paludan memasuki negara itu selama dua tahun. Namun, meski Paludan tak boleh memasuki Swedia, para pendukungnya masih melakukan pertemuan untuk membahas aksi mereka. Akhirnya tiga orang ditangkap dengan tudingan menghasut kebencian rasial.
Baca juga: Jokowi Beri Instruksi Khusus Panglima TNI dan Kapolri, Apa Itu?
Sebelumnya, Paludan juga sempat membuat geger ketika tahun lalu membakar Alquran yang dibungkus dengan daging. Paludan juga menjadi pemimpin kelompok garis keras anti imigrasi di Denmark.
Selanjutnya aksi demo anti-Islam juga terjadi di Ibu Kota Oslo, Norwegia, pada Sabtu (29/8/20). Demonstrasi itu pun berujung bentrokan akibat insiden serupa. Mengutip WION News, Senin (31/8)20), bentrokan terjadi ketika kelompok Hentikan Islamisasi di Norwegia (SIAN) berdemo di Oslo.