“Di luar negeri tidak ada yang seperti di Indonesia tuh. Makanya lahan itu perlu dibagi, kalau mengambil jadi masalah. Seperti di Jalan Cikini, itu sempit. Artinya pesepeda itu di jalur pedestrian saja,” jelas Djoko.
Seperti telah diberitakan, DKI Jakarta menyabet perhargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus berkembang. Penghargaan tersebut diberikan oleh The Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) yang berbasis di Kota New York, Amerika Serikat.
Baca juga : Megawati Minta Prabowo Belanja Banyak Kapal Perang
Belakangan, pernyataan dan anggapan Djoko bahwa penghargaan ini didapatkan oleh Pemprov DKI tak lepas dari peran para gubernur DKI sebelumnya dengan seolah mengecilkan peran Anies Baswedan, dibantah oleh sebagian pengamat lain yang menjelaskan bahwa Sustainable Transport Award (STA) itu dinilai selama 18 bulan ke belakang, dan penilaian itu diadakan per dua tahun.
Artinya, sebelum itu Jakarta memang tidak menang penghargaan apa pun. Sementara saat ini, Jakarta menjadi satu-satunya kota di Asia Tenggara yang menang STA, di antaranya berkat program yang digagas Pemprov DKI saat dipimpin Anies, yakni JakLingko.
Belum lagi bila dicermati kronologi pembangunan salah satu moda transportasi MRT sebagai berikut:
Baca juga : Ganjar Pranowo Tertinggi di Survei Pilpres 2024, PKS: Dia Diuntungkan Ceruk Jokowi
2005: MRT masuk program prioritas.
2006: Studi tahap 1.
2007: Regulasi perkereta apian.
2008: Pendirian BUMD MRTJ.
2009-2010: Basic Design tahap 1.
2009: Studi tahap 2.
2011-2013: Tender.
2013-2019: Konstruksi.
Jadi, tidak benar bahwa pembangunan MRT sudah tuntas di era Jokowi dan Ahok seperti yang disampaikan Djoko.