TIKTAK.ID – Wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu yang belakangan ini digulirkan oleh sejumlah elite partai politik, terus menuai penolakan. Masyarakat pun menuding Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menjadi biang kerok wacana tersebut.
Pasalnya, Luhut sempat mengatakan ada dukungan big data yang dinilai sebagai manipulasi informasi. Padahal, wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ternyata hanya didukung oleh 5% publik. Data itu berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang diumumkan pada Jumat (1/4/22).
Merespons hal tersebut, Pengamat Politik Hendri Satrio menyatakan bahwa sebenarnya hanya perlu waktu seperkian detik untuk meredakan gonjang-ganjing yang terjadi di masyarakat. Dia menjelaskan, kata tersebut perlu digaungkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga : Tolak Penundaan Pemilu, Amien Rais Sebut Duet Jokowi-Luhut ‘Paranoid’
“Presiden Jokowi hanya perlu kurang dari 10 detik untuk menyebut, ‘Mari kita sukseskan Pemilu 14 Februari 2024!’,” cuit Hendri melalui akun Twitter pribadinya @satriohendri, pada Senin (4/4/22).
Hendri pun menganggap kata tersebut bisa menunjukkan posisi Presiden berada di pihak mana. Tentunya, lanjut Hendri, pernyataan dari Jokowi juga bisa meminimalisasi isu 3 periode yang saat ini terus menjadi bola liar di tengah masyarakat.
“Setelah mengatakan itu, maka isu tentang penundaan Pemilu, penambahan masa kekuasaan 3 periode otomatis mereda. Namun entah mengapa hal itu sulit sekali terjadi,” jelas Hendri.
Baca juga : Jokowi Janji Beri Bantuan Minyak Goreng Tiap Bulan, Berapa Nilainya?
Untuk diketahui, Jokowi sendiri pernah buka suara terkait aspirasi masyarakat yang menginginkan penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menegaskan kalau semua pihak harus taat pada konstitusi yang sudah jelas mengatur soal masa jabatan presiden.
Jokowi menyampaikan hal itu dalam keterangannya seusai meninjau Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (30/3/22).
“Yang namanya keinginan masyarakat, yang namanya teriakan-teriakan seperti itu kan memang sudah sering saya dengar. Namun yang jelas, konstitusi kita sudah jelas. Kita harus taat dan harus patuh terhadap konstitusi, ya,” tutur Jokowi.