Kemudian ia menjelaskan mengapa dirinya berubah pendirian. Sandiaga mengklaim setelah melihat kerusuhan-kerusuhan yang terjadi di Papua, membuatnya tersadar bahwa hal terpenting adalah kesatuan bangsa Indonesia. Ia menyatakan jika rakyat terus terbelah, integritas Indonesia mungkin bisa menjadi riskan.
Setelah melihat kerusuhan tersebut, Sandiaga pun memahami keputusan Prabowo menerima tawaran menjadi Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju.
Meski begitu, Sandiaga mengakui dirinya masih belum bisa menerima secara total dan ikhlas soal langkah Prabowo tersebut, bahkan hingga Prabowo menjalani pelantikan.
“Rekonsiliasi, tapi kita tidak perlu sama-sama ada dalam pemerintahan,” ucapnya.
Terlepas dari perbedaan prinsip antara dirinya dengan Prabowo, Sandiaga mengapresiasi langkah Ketua Umum Gerindra itu untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Tanggapi Guyonan Jokowi, Fadli Zon: Logis, Modal Politik Sandiaga Cukup Tinggi
Selain itu, Sandiaga mengungkit soal konflik Papua. Sandiaga mengatakan visi Prabowo saat Pilpres 2019 lalu untuk memajukan Papua.
Menurut Sandiaga, meskipun Prabowo gagal menjadi presiden dan kini menjabat sebagai menteri, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk Papua. Bahkan, ia menyebut kesempatan Prabowo membangun Papua akan semakin terbuka lebar dengan posisinya sebagai menteri.
“Dia bisa berbuat banyak dengan program-program, baik militer maupun program-program yang berkaitan dengan ekonomi,” ujar Sandiaga.
Ia mencontohkan program-program yang berkaitan dengan sosial, pendidikan, kesehatan, itu sangat terbuka, karena Prabowo ada di dalam pemerintahan.