Pengiriman 750 serdadu ini merupakan tambahan dari 14.000 tentara AS yang telah dibercokol di Teluk sejak Mei sebagai tanggapan atas kekhawatiran agresi Iran. Pasukan ini juga termasuk disiapkan sebagai antisipasi atas dugaan adanya sabotase pengiriman komersial di Teluk Persia. Pada saat serangan terjadi, AS memiliki sekitar 5.200 tentara di Irak, terutama untuk melatih pasukan Irak dan membantu mereka memerangi ISIS.
Serangan udara Amerika pada hari Minggu menewaskan 25 pejuang milisi Kata’ib Hezbollah. AS mengatakan serangan itu adalah pembalasan atas serangan roket ke pangkalan AS di Irak yang menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai tentara Amerika. AS menuduh kelompok Kata’ib Hezbollah sebagai pelaku penyerangan.
Baca juga: Kedubes AS di Baghdad Dibakar Massa
Serangan AS itu membuat marah Irak dan menuduh AS telah melanggar kedaulatannya dan hal itu tak bisa dibenarkan.
Sementara itu Trump menyalahkan Iran atas penyerangan warga Irak ke Kedutaan Amerika di Baghdad. Trump menuduh kelompok Kata’ib Hezbollah yang membantu tentara Irak melawan dan merebut kembali wilayahnya dari ISIS didukung Iran.
“Mereka akan membayar HARGA yang sangat BESAR! Ini bukan Peringatan, ini Ancaman. Selamat Tahun Baru! ” twit Trump jelang malam Tahun Baru. Meski masih belum jelas apakah “ancamannya” berarti pembalasan militer.
Trump juga berterima kasih kepada pemerintahan Irak atas “tanggapan cepat mereka mengatasi demonstran.”
Halaman selanjutnya…