Kelompok Haqqani dituduh sebagai biang banyak serangan terkoordinasi kepada pasukan Afghanistan dan NATO. Beberapa tahun terakhir kelompok Haqqani dianggap bertanggungjawab atas sejumlah ledakan mematikan di negara itu, termasuk bom truk yang menewaskan lebih dari 150 orang di Kabul pada 2017.
Seorang sumber di Taliban mengatakan kepada BBC bahwa pertukaran tawanan itu dilakukan di Nawbahar, Provinsi Zabul, Afghanistan, pukul 10:00 pagi waktu setempat. Sumber kepolisian lokal juga menyebutkan genjatan selama dua hari dilakukan sebelum pertukaran tawanan.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengonfirmasi pembebasan salah satu warganya itu.
“Kami menganggap pembebasan ini sebagai salah satu langkah membangun kepercayaan di Afghanistan,” kata Morrison, seperti yang dikutip BBC, Selasa (19/11/19). “Kami berharap langkah-langkah tersebut akan berujung genjatan senjata dan dialong antar sesama Afghanistan.”
Baca juga: Hongkong Lautan Api
Keputusan Pemerintah Afghanistan yang bersedia melakukan pertukaran tawanan sekaligus merupakan langkah untuk pembicaraan damai. Padahal selama ini kelompok Taliban masih enggan untuk duduk bersama Pemerintah. Sebab kelompok Taliban seringkali menyebut Pemerintahan Afghanistan sebagai “boneka” Amerika.