Saratoga juga berhasil membukukan pendapatan dividen sebesar Rp1,99 triliun, atau naik 121,5 persen dari perolehan 2018 Rp899 miliar. Pendapatan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Saratoga menjadi perusahaan publik. Pendapatan dividen berasal dari kontribusi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, (TBIG), PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX).
Dikutip dari keterangan persnya, Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengatakan, kinerja yang kuat dari Saratoga didukung oleh fundamental bisnis yang solid. Ia juga memiliki keyakinan kuat terhadap potensi jangka panjang dari tiga sektor utama yang dimasuki oleh grupnya yakni sumber daya alam, infrastruktur, dan konsumen.
Baca juga: Menang Bersama Anies, Kalah Bareng Prabowo, Sandiaga Uno Ngaku Hartanya Habis untuk Politik
“Sebagai pemegang saham berbagai perusahaan investasi, tugas kami untuk terus terlibat dan mendukung perusahaan mencapai potensi yang maksimal. Perusahaan akan terus berinvestasi secara aktif di tiga pilar tersebut seperti yang sudah dilakukan selama ini,” katanya, Selasa (17/3/20)
Terkait prospek bisnis 2020, ia mengatakan pihaknya akan tetap menjalankan strategi investasi aktif secara disiplin, terukur, dan prudent.
“Kami percaya dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki Saratoga, nilai investasi perusahaan akan terus berkembang secara optimal,” katanya.
Hingga akhir Februari 2020, pemegang saham Saratoga terdiri dari PT Unitras Pertama (32.72 persen), Edwin Soeryadaya (31,87 persen). Sandiaga Salahuddin Uno (21,5 persen), serta selebihnya pemegang saham lainnya dan treasury (13,9 persen).