Dedi Mulyadi Tanggapi Cap ‘Gubernur Konten’ Mirip Gaya Jokowi
TIKTAK.ID – Kini Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menjadi populer berkat keaktifannya di media sosial, khususnya YouTube. Konsistensinya dalam mengunggah kegiatan harian, menyampaikan kebijakan, dan berinteraksi langsung dengan warga melalui berbagai platform digital membuatnya dijuluki sebagai “Gubernur Konten”.
Popularitas Dedi Mulyadi tersebut mengingatkan publik pada awal kemunculan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kancah politik nasional. Saat itu, Jokowi, yang masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah, memanfaatkan kekuatan media digital guna membangun citra dan komunikasi politiknya.
Merespons anggapan publik yang menyamakan gayanya dengan Jokowi, Dedi Mulyadi justru menanggapinya dengan santai.
Baca juga : Petinggi PPP Tawari Sandiaga hingga Anies Jadi Caketum Partai, Tapi Jokowi ‘Restui’ Amran
“Itu mah warganet, bukan saya yang bikin, ha-ha-ha. Masak, saya harus mengoreksi warganet?” ujar Dedi dalam wawancara bersama wartawan Tempo, yakni Erwan Hermawan, Egi Adyatama, dan Yosea Arga Pramudita pada Rabu (14/5/25), seperti dilansir Tempo.co.
Dedi tak membantah kalau dirinya sangat aktif memanfaatkan media sosial. Namun dia menyebut aktivitas tersebut bukan semata untuk pencitraan pribadi. Dia menilai media sosial merupakan sarana strategis untuk menyampaikan langsung berbagai program dan kegiatan Pemerintah kepada masyarakat.
“Kita memiliki media sosial yang mampu mengubah pikiran orang. Daripada media sosial diisi konten yang membuat warga Jawa Barat menjadi konsumtif, lebih baik saya mengisinya dengan konten yang membuat mereka produktif. Konten saya itu melawan arus,” ucap Dedi.
Baca juga : TNI Bantah Adanya Upaya Kembalikan Tentara Seperti di Rezim Orde Baru
Alih-alih merasa terganggu dengan cap “Gubernur Konten”, Dedi justru melihatnya sebagai bentuk efisiensi anggaran. Dia mengungkapkan, tanpa kehadiran akun media sosial pribadi, ia harus mengeluarkan hingga Rp50 miliar untuk membayar kerja sama media massa. Namun dengan pendekatan digital, biaya promosi bisa ditekan hanya menjadi Rp3 miliar.
“Dialihkan untuk membangun irigasi, jalan, sekolah, serta rumah sakit. Kegiatan saya bisa dilihat di TikTok dan YouTube. Saya mengunggah semua kegiatan,” tutur Dedi.
Demi mendukung aktivitas digital tersebut, Dedi pun membentuk tim konten khusus yang bertugas mendokumentasikan dan memublikasikan kegiatan hariannya. Majalah Tempo bertajuk “Habis Mulyono Terbitlah Mulyadi” edisi 18 Mei 2025 menyatakan tim Dedi Mulyadi terdiri dari tujuh videografer yang terbagi ke dalam dua kelompok.










