TIKTAK.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, diketahui baru saja mengadakan pertemuan dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Dalam pertemuan itu, ketiganya membahas moda transportasi massal di Jakarta.
Erick menyampaikan langsung informasi pertemuan itu melalui akun Instagramnya @erickthohir pada Senin (25/1/21). Dari foto yang ia unggah, pertemuan ketiganya dilaksanakan di gedung Kementerian BUMN.
“Mengawali minggu ini dengan meeting bersama Menhub Pak Budi Karya @budikaryas dan Gubernur DKI Jakarta Pak Anies Baswedan @aniesbaswedan mengenai Sinergi Moda Transportasi Jakarta. Semoga semua kegiatan pada minggu ini berjalan dengan baik. Kalian juga ya!” tulis Erick, seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Ekonomi Berat di Era Jokowi, SBY Pilih Jualan Nasi Goreng sebagai Opsi
Terkait kerja sama di sektor transportasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, memang sudah terjadi cukup lama.
Berdasarkan catatan MNC Media, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT MRT Jakarta telah bersepakat untuk membentuk perusahaan patungan yang dikhususkan mengelola moda transportasi di Jakarta.
Kemudian dua anak usaha PT KAI, yakni PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Railink akan bergabung di bawah joint venture tersebut.
Baca juga : Rocky Gerung Berani Taruhan, KPK Tak Bakal Berani Lakukan Pengembangan Kasus ‘Madam Bansos’
Untuk diketahui, anak usaha KAI, PT KCI selama ini mengoperasikan layanan KRL di Jabodetabek. Sedangkan PT Railink merupakan hasil patungan antara KAI dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang mengelola kereta bandara Soekarno-Hatta.
“Sudah ditandatangani, Railink dan KCI akan berada di bawah perusahaan baru di bawah kepemilikan MRT Jakarta dan PT KAI,” ujar Direktur Operasional dan Maintenance MRT Jakarta, Muhammad Effendi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perusahaan patungan tersebut pun akan mengelola tiga moda transportasi di Ibu Kota, yaitu KRL, kereta bandara, dan MRT.
Meski begitu, masih belum diketahui saat ini apakah moda transportasi lain seperti LRT Jakarta, LRT Jabodebek, atau Transjakarta akan ikut bergabung atau tidak.
Menurut Effendi, joint venture tidak hanya fokus melayani transportasi. Melainkan juga pengembangan bisnis di sekitar infrastruktur transportasi, seperti kawasan properti berbasis Transit Oriented Development (TOD).