TIKTAK.ID – Politikus PDI Perjuangan, Adian Napitupulu berdiskusi empat mata dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekitar 1 jam 10 menit, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/6/20) siang. Staf Adian di DPR, Musyafaur Rahman, menyebut Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) itu berdiskusi soal situasi nasional di masa pandemi virus Corona (Covid-19).
“Juga berdiskusi soal PHK yang terjadi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN),” ujar Rahman, seperti dilansir Tribunnews.com.
Rahman mengatakan, Adian meminta skema aliran dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke BUMN tidak menyalahi PP/23/2020, yakni bentuknya bukan utang atau talangan, melainkan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Baca juga : Dituding Rocky Gerung Mirip Pemerintahan Orde Baru, Jubir Jokowi Jawab Begini
Adian juga meminta Negara agar lebih memperhatikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) daripada BUMN. Rahman menjelaskan, Jokowi dan Adian hanya berbincang berdua, tidak didampingi menteri yang lain.
“Menurut Abang, Presiden mencatat informasi yang masuk. Diskusi pun berlangsung hangat, Bang Adian tetap dengan gayanya yang ceplas-ceplos,” kata Rahman.
Adian dipanggil oleh Jokowi ke Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/6/20) siang. Namun belum jelas apa alasan Jokowi memanggil aktivis 1998 itu ke Istana.
Baca juga : Begini Respons Ahok Usai Direksi Pertamina Disunat Erick Thohir
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR itu gencar menyoroti kinerja Menteri BUMN, Erick Thohir. Bahkan sehari sebelum dipanggil Jokowi ke Istana, Adian menuliskan opini soal kinerja Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick. Tulisan Adian berjudul, “BUMN dan UMKM dalam Cerita dan Angka, Siapa Pahlawan Sesungguhnya?”
Pada awal tulisan, Adian mempertanyakan lebih banyak mana, utang BUMN atau utang luar negeri Malaysia? Kemudian ia membeberkan total utang BUMN sekitar Rp5.600 triliun, sementara total utang luar negeri Malaysia ada di kisaran Rp3.500 triliun.
Adian pun mengajak pembacanya bertepuk tangan karena BUMN ternyata juara, yakni unggul Rp2.100 triliun mengalahkan Malaysia. Ia melanjutkan, mungkin ada yang coba ngeles dengan membedakan asal utang, tapi menurutnya utang mau dari tetangga, dari mertua atau dari bank, utang ya tetap saja utang.
Baca juga : Komika Bintang Emon Sindir Vonis Kasus Novel Baswedan dengan Celetukan Kocak tapi Menohok
“Mengapa utang BUMN sedemikian besar? Ada yang bilang karena korupsi, tapi ada yang katakan karena tidak efisien, tidak produktif, dan lain lain,” tutur Adian.
Lebih lanjut, Adian menyinggung para pensiunan yang kerap mengisi jabatan di BUMN. Ia menduga hal itu menjadi penyebab BUMN tidak produktif.