Sebelumnya, pada Kamis lalu, Israel dan UEA mengumumkan bahwa mereka akan menormalkan hubungan diplomatik dan menjalin hubungan baru yang lebih luas, meskipun selama ini mereka telah menjalin hubungan sembunyi-sembunyi.
Kesepakatan itu dicomblangi Amerika, semakin memperkuat Iran sebagai oposisi sebab Iran menentang segala bentuk hubungan dengan Israel yang menjajah Palestina. Sepakat dengan Iran, Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai pengkhianatan.
UEA menjadi negara pertama di Teluk dan Arab ketiga yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Sebelumnya, Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Baca juga: Ribuan Orang di Belarusia Hadiri Pemakaman Demonstran yang Tewas
Bahrain, sekutu dekat Arab Saudi, sempat menjadi tuan rumah seorang pejabat senior Israel pada Konferensi Keamanan pada 2019 serta konferensi yang dipimpin Amerika tentang peningkatan ekonomi Palestina sebagai bagian dari inisiatif perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika, Donald Trump.
Sementara itu, sumber Pemerintah di Kuwait mengatakan posisinya terhadap Israel tidak berubah, dan mereka akan menjadi negara terakhir yang menormalkan hubungan, kata surat kabar lokal al-Qabas.
Selain banyak negara Teluk dan Arab yang menyanjung normalisasi hubungan UEA dan Israel, Iran dan Turki menjadi dua negara yang mengecam hubungan itu.