Salah satu dampak monopoli yakni perusahaan bisa menentukan harga seenaknya. Hal itu disebabkan tidak ada kompetitor di pasaran.
Namun, ketika dikonfirmasi, pihak Gojek membantah adanya kabar merger dengan Grab.
“Tidak ada rencana untuk merger. Laporan media tentang pembicaraan ini tidak benar,” ujar seorang juru bicara Gojek, dilansir KompasTekno dari DealstreetAsia, Selasa (25/2/20).
Baca juga: Aplikasi ini Sulap Penampakan Banjir Jakarta Jadi Indah. Sengaja Ledek Anies Baswedan?
Saat ini, Gojek dan Grab telah menyandang status “decacorn” dengan nilai valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS. Kedua perusahaan itu sama-sama mendapat gelontoran dana segar dari sejumlah investor besar, namun hanya Visa saja yang menjejakkan kaki sebagai investor di kedua perusahaan tersebut.
Gojek sendiri telah mengumpulkan investasi lebih dari 3 miliar dollar AS dalam 12 putaran. Sementara Grab, pada 2018 disebut berhasil meraup pendapatan sebesar 1,1 miliar dollar AS dan pada 2019 diperkirakan penghasilan Grab mencapai 2,3 dollar AS.