TIKTAK.ID – Salah satu pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif, Rieswin Rachwell menampik isu dan fitnah mengenai penyidik senior Novel Baswedan yang dituding melindungi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam penyelidikan atau penyidikan kasus korupsi yang sedang ditangani lembaganya.
Rieswin mengatakan bahwa pegawai KPK, khususnya di bagian penyelidik dan penyidik, mempunyai kode etik untuk tidak ikut campur dalam kasus yang menjerat atau terkait anggota keluarga mereka.
“Di KPK terdapat manajemen konflik kepentingan. Jadi apabila ada kerabat yang kasusnya sedang ditangani oleh KPK, maka pegawai tersebut tidak bisa mengikuti perkara itu,” ujar Rieswin melalui diskusi daring YLBHI, Minggu (29/8/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Cak Imin Optimis PKB Raih Juara Dua di Pemilu 2024
Sekadar informasi, Rieswin adalah satu dari 57 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lulus dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai alih proses menjadi ASN.
Kemudian Rieswin menyatakan isu yang berkembang dan menghubungkan Novel dengan Anies, hanyalah gosip yang didengungkan para buzzer untuk meruntuhkan kepercayaan masyarakat. Ia menyebut dalam perkembangannya, isu-isu tersebut telah berbuntut panjang dan berhasil meruntuhkan KPK.
“Jadi memang hal yang tidak berdasar, namun digoreng terus menerus. Hingga akhirnya publik ada yang percaya,” tutur Rieswin.
Baca juga : Usai Tiktok Bareng RK, Zulhas: Baliho Sudah Enggak Zaman
Rieswin menjelaskan, tidak sedikit anggota keluarga dan kerabat para pegawai KPK sendiri lebih percaya dengan isu-isu yang didengungkan oleh para buzzer itu. Ia mengaku tak terkecuali anggota keluarganya sendiri.
Menurut Rieswin, isu yang paling massif yaitu terkait keberadaan Taliban di tubuh komisi antirasuah. Dalam isu yang berkembang, para buzzer mengklaim bahwa KPK sudah disusupi para polisi Taliban. Namun ujungnya, kata Rieswin, isu itu dilemparkan untuk menghilangkan kepercayaan masyarakat.
Rieswin bahkan berani bertangung jawab dan menjamin isu yang dihembuskan para buzzer itu semuanya hanyalah omong kosong.
Baca juga : Ternyata ini Alasan Kader Gerindra Tetap Calonkan Prabowo di 2024
“Ada beberapa saudara yang lebih percaya pada gorengannya para pendengung ketimbang saudara mereka sendiri yang merupakan pegawai KPK,” ungkapnya.
“Semassif itu upaya labelling dan stigmatisasi yang mereka lakukan. Lantas untuk apa? Bagi saya, untuk meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap KPK. Sebab, bagi saya secara profesionalisme, performance, KPK bisa mempertanggungjawabkan semuanya,” sambungnya.