TIKTAK.ID – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan untuk segera mencabut kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Apindo beralasan, dunia usaha sudah sangat sengsara akibat kebijakan PSBB di Jakarta.
“Kami meminta Gubernur DKI Jakarta untuk mencabut PSBB Transisi yang berakhir pada 22 November ini. PSBB transisi ini hendaknya dihentikan dan menuju kondisi normal. Dengan begitu, seluruh aktivitas sektor pariwisata, diberikan secara normal. Jadi tidak ada pembatasan kapasitas dan jam operasional,” ujar Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani pekan ini, seperti dilansir CNBCIndonesia.com.
Hariyadi mengatakan kebijakan PSBB berujung pada penurunan pendapatan sektor industri untuk pajak daerah. Ia mengklaim selama ini sektor usaha harus bertahan dengan tidak mem-PHK karyawan, menanggung beban usaha, menanggung “biaya new normal”, serta merestrukturisasi keuangan demi bertahan.
Baca juga : Tutup Ruang untuk Kelompok Intoleran, Kapolda Jateng Tegaskan Wilayahnya Bebas dari Baliho Provokatif
Tidak hanya itu, ia menyatakan terdapat banyak tekanan besar bagi dunia usaha yang sudah tidak bisa lagi ditahan. Ia melanjutkan, hal ini juga tidak bisa dilakukan untuk membantu dunia usaha di saat seperti ini.
Ia pun menilai stimulus yang digelontorkan juga tidak berdampak besar bagi dunia usaha. Menurutnya, ini menjadi kontraksi yang sangat berat dan menjadi beban.
Hariyadi menegaskan bahwa asosiasi industri pariwisata nasional misalnya, berkomitmen akan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku. Ia menyebut Asosiasi pariwisata Visit Wonderful Indonesia (VIWI) Board telah mengikuti segala protokol dan aturan yang diberlakukan dalam rangka menekan laju penyebaran virus.
Baca juga : Puluhan Orang yang Hadiri Kerumunan Habib Rizieq Positif Corona
“Pada sektor kami, akan melaksanakan protokol yang seharusnya, walaupun dalam kondisi normal. Kami berkomitmen untuk menjaga konsumen, tapi kami hanya menghendaki PSBB transisi diakhiri,” jelas Hariyadi.
“Jika kita perhatikan puncaknya kemarin, banyak masyarakat yang tidak disiplin. Kami jadi susah sebagai sektor riil dibatasi segala macam, dan berdampak buruk secara ekonomi,” imbuh Hariyadi.
Menurutnya, meski PSBB total hingga PSBB Transisi telah dilakukan, namun kesadaran masyarakat akan bahaya penyebaran virus Covid-19 masih begitu rendah. Ia pun mengaku khawatir hal ini akan berdampak pada ekonomi dan mengakibatkan PSBB kembali jika terjadi lonjakan kasus Covid-19.