TIKTAK.ID – PT Pertamina (Persero) diketahui telah mengalami kerugian sebesar USD761,23 juta atau setara Rp11,1 triliun (kurs USD14.666) pada semester I-2020. Perseroan melaporkan laba tahunan berjalan sebesar USD746,68 atau setara Rp10,94 triliun.
Sedangkan total penjualan dan pendapatan usaha Pertamina sebanyak USD20,4 atau Rp299,2 triliun, atau turun dibandingkan semester I-2019 yang mencapai USD25,5 miliar. Angka tersebut dikutip dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (tidak diaudit) untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni 2020.
Penurunan penjualan dan pendapatan terjadi pada penjualan dalam negeri. Di antaranya minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak pengganti biaya subsidi dari Pemerintah, yang turun dari USD20,9 miliar (2019) menjadi USD16,5 miliar. Selain itu, imbalan jasa pemasaran USD479 juta (2019) turun jadi USD414 juta pada semester I-2020.
Baca juga : Waduh, Ada Apa Kok PKS Minta Kantor Anies Baswedan Ditutup?
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengungkapkan bahwa sepanjang semester I-2020, Pertamina menghadapi triple shock. Triple shock sendiri merupakan penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi selisih kurs yang cukup signifikan.
“Pandemi Covid-19 sangat berdampak signifikan bagi Pertamina. Dengan adanya penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” ujar Fajriyah, mengutip Okezone.com.
Fajriyah mengatakan penurunan demand terlihat pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13%. Angka itu dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari. Ia menyebut pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar juga terjadi penurunan demand mencapai 50%-60%.
Baca juga : Tak Dukung Menantu Jokowi, Sejumlah Pimpinan Cabang PDIP Medan Langsung Dipecat
“Meski begitu, Pertamina optimis hingga akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga diproyeksikan laba juga akan positif. Mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun ritel juga semakin meningkat,” terang Fajriyah.
Halaman selanjutanya…