Kelompok sayap kanan lainnya melihat pandemi sebagai kesempatan untuk mendorong pesan-pesan rasis dan xenofobia.
Di Jerman, anggota kelompok neo-Nazi Die Rechte (The Right) mengklaim bahwa perbatasan Jerman seharusnya ditutup beberapa minggu bagi semua “non-Eropa”.
Baca juga : Mengapa Tingkat Kematian Covid-19 di Jerman Rendah? Begini Analisa para Ahli
Kelompok neo-Nazi Jerman lainnya, Der Dritte Weg (The Third Way), mengatakan bahwa virus itu dieksploitasi oleh para pemimpin Jerman sebagai “taktik pengalihan isu” untuk mengalihkan perhatian dari”banjir” pengungsi dan migran dari Timur Tengah.
Di Ukraina, seorang tokoh gerakan Azov sayap kanan negara itu mengirim pesan ke aplikasi Telegram dan mengklaim bahwa penyebaran COVID-19 “umumnya bukan kesalahan orang kulit putih”. Ia juga menyatakan bahwa etnis minoritas di Italia yang seharusnya disalahkan atas penyebaran virus di sana dan menyebabkan lebih dari 8.000 orang meninggal.
Sementara itu sosiolog dan pakar Universitas Amerika untuk sayap kanan, Cynthia Miller-Idriss mengatakan bahwa selain memasukan ide-ide percepatan dan kiamat, ketidakpastian yang ditimbulkan pandemi ini menciptakan lahan subur untuk mengklaim tentang perlunya perubahan atau solusi yang ditawarkan kelompok sayap kanan.
Baca juga : Spanyol Kewalahan Urus Ribuan Jenazah Korban Covid-19
“Situasinya sudah matang untuk dieksploitasi oleh sayap kanan,” tandas Cynthia.