Dari 42.000 Ponpes Hanya 50 Kantongi IMB, Ini Kata BNPB

TIKTAK.ID – Dari sebanyak 42.000 pondok pesantren di Indonesia, ternyata hanya 50 ponpes mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Atas temuan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan agar meningkatkan kewaspadaan.
Peringatan tersebut sebagai upaya mitigasi usai peristiwa ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur yang merenggut puluhan korban jiwa.
“Ini menjadi atensi dan membuka mata kita semua bahwa bangunan fasilitas publik, fasilitas pendidikan itu sangat rentan. Menteri PU menyatakan dari 42 ribu pesantren, hanya 50 yang memiliki IMB,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam forum Disaster Briefing, pada Senin (13/10/25), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Warga Kampung Sadang Serang Tolak Relokasi Meski Ada di Zona Bahaya Radiasi
Pria yang akrab disapa Aam ini turut menekankan bahwa ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny terjadi saat tidak ada bencana, sehingga perlu menjadi perhatian khusus.
“Kita harus waspada, karena tanpa ada bencana, tanpa ada banjir, tanpa ada gempa ini ambruk. Bagaimana kalau ada gempa? Ini menjadi perhatian kita,” ucap Aam.
Sebelumnya, BNPB mengumumkan seluruh jenazah korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny sudah ditemukan. Total sebanyak 61 jenazah utuh dan 7 body part yang ditemukan.
Baca juga : Praperadilannya Ditolak, Nadiem Makarim: Saya Menerima Hasilnya
“Diperkirakan kemarin terdapat 63 jenazah yang tertimbun dalam reruntuhan bangunan ponpes. Sekarang di area itu sudah rata dengan tanah, jadi sangat kecil kemungkinan masih ada jenazah di situ,” jelas Deputi III Bidang Penanganan Darurat BNPB Budi Irawan, pada Selasa (7/10/25).
Budi memaparkan, yang berhasil ditemukan 61 jenazah dalam bentuk utuh, kemudian ada 7 body part.
“Dari perkiraan kita 63 (korban tertimbun), dimungkinkan sekali lagi dimungkinkan, nanti kepastiannya dari DVI bahwa 7 body part itu merupakan milik siapa atau mungkin berdiri sendiri atau mungkin ada lebih dari 63,” terang Budi.
Baca juga : Politikus Gerindra Tuding Pihak yang Suarakan Setop MBG Tak Paham Kondisi Rakyat
Budi meyakini dua jenazah dari 63 korban tertimbun itu merupakan bagian dari 7 body part yang ditemukan.
Lebih lanjut, Direktur Operasional Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyebut sampai 7 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB, pihaknya sudah berhasil mengumpulkan 67 pack dan 8 body part.










