TIKTAK.ID – Para demonstran muda yang masuk kategori milenial (1981-2000, berdasarkan Biro Sensus AS) mempertanyakan balik sumbangsih Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang mengkritik unjuk rasa tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
Megawati sebelumnya meremehkan gelombang aksi demonstrasi yang dimotori kalangan muda. Ia mempertanyakan sumbangsih para pemuda untuk bangsa selain berdemo.
Menurutnya, milenial harus menunjukkan dulu sumbangsihnya kepada bangsa dan negara. Bahkan mantan Presiden RI itu meminta Presiden Joko Widodo tak memanjakan para millenial.
Baca juga : PDIP Bakal Duetkan Prabowo-Puan, Ganjar Geser ke Nasdem?
Di sela-sela aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jakarta, Rabu (28/10), CNNIndonesia.com menemui milenial demonstran dan kalangan senior yang peduli terhadap gerakan pemuda.
Fajar Adi Nugroho (22), misalnya. Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) itu menyayangkan sikap para elite partai dan pemerintahan yang sering kali meremehkan gerakan anak muda.
Padahal menurutnya, aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang mereka lakukan justru sumbangsih yang nyata. Mereka turun ke jalan demi memperjuangkan hak rakyat.
Baca juga : Benarkah Jika Habib Rizieq Pulang, Bakal Langsung Ditangkap Polisi?
“Hari ini mahasiswa bergabung dengan rakyat menjadi bukti dari amalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, amalan pendidikan dan pengabdian kami pada rakyat,” kata Fajar kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/10/20).
Fajar menilai sudah sepantasnya para anak muda yang telah mengenyam pendidikan di kampus untuk turun ke jalan. Ia justru mempertanyakan generasi senior yang hanya diam melihat rakyat sengsara.
“Para elite yang sudah mengenyam pendidikan tinggi, di luar negeri, justru diam saja melihat kebijakan yang melemahkan rakyat. Di mana gelar-gelar akademik mereka selama ini?” ucapnya.
Baca juga : Bahar bin Smith Ditetapkan Jadi Tersangka Lagi, Kuasa Hukumnya Curiga Ada Rekayasa
Halaman selanjutnya…