TIKTAK.ID – Lima belas orang mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Pemenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin diketahui hadir memenuhi undangan Jokowi di Istana Negara, Kamis kemarin (28/1/21).
Jokowi sengaja mengundang mereka dalam rangka silaturahmi dan berdiskusi banyak hal, selama kurang lebih dua jam.
Melalui pertemuan itu, Jokowi disebut telah menolak Pilkada digelar pada 2022 dan 2023 seperti yang tertuang dalam draf Revisi UU Pemilu usulan DPR.
Baca juga : Indeks Korupsi di Indonesia Jeblok, Apa Jurus Jokowi Selanjutnya?
Jokowi pun dikabarkan ingin agenda Pilkada Serentak 2024 dipertahankan seperti diatur UU Pemilu dan Pilkada yang kini masih berlaku.
Salah satu yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah politikus Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily. Dia pun mengungkapkan topik pembicaraan saat bertemu Jokowi di Istana.
“Pak Presiden bicara banyak hal. Mengenai mekanisme pelaksanaan vaksinasi nasional, pentingnya Lembaga Pengelola Investasi (LPI), revisi Undang-Undang Pemilu, dan revisi Undang-Undang Pilkada,” ujar Ace, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Baca juga : (Cek Hoaks atau Fakta) Jokowi Tunjuk Risma Gantikan Anies
Kemudian salah satu peserta rapat yang enggan disebut namanya menyatakan bahwa Jokowi secara tegas menyampaikan penolakannya terhadap revisi Undang-Undang Pemilu yang diusulkan oleh DPR. Menurutnya, Jokowi menolak Pilkada dihelat pada 2022 dan 2023 seperti tertuang dalam draf Revisi UU Pemilu, dan ingin tetap dilakukan pada 2024 sekaligus seperti tertuang dalam UU Pemilu dan Pilkada yang masih berlaku.
Pasalnya, ia menyebut Jokowi merasa Undang-Undang Pemilu belum diterapkan sepenuhnya. Undang-Undang itu juga baru disahkan pada 2017 lalu, sehingga tidak perlu mengubah UU Pemilu setiap lima tahun.
Halaman selanjutnya…