
TIKTAK.ID – Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan pada Jumat (15/4/22) bahwa sejumlah negara yang mengimpor gas dari Rusia telah setuju untuk beralih pembayaran mereka dalam bentuk Rubel.
“Kami mengharapkan keputusan [untuk beralih ke Rubel] dari importir lain,” tambah Novak, dalam komentar yang diterbitkan di majalah Kementerian, tanpa mengungkapkan negara mana saja yang telah beralih, seperti yang dilansir Russia Today.
Wakil PM mencatat bahwa negara-negara UE kemungkinan tidak akan dapat sepenuhnya menggantikan energi Rusia dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Bahkan, tidak mungkin berbicara tentang jaminan keamanan energi Eropa tanpa sumber daya Rusia, katanya.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan pada Kamis bahwa beberapa negara Barat gagal membayar tepat waktu pengiriman energi Rusia ke negara mereka. Bulan lalu, Putin menandatangani dekrit yang mengharuskan prosedur pembayaran baru untuk gas Rusia mulai 1 April, untuk pembeli dari negara-negara musuh. Langkah itu menyangkut negara-negara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan telah membekukan cadangan devisanya.
Rusia telah menginstruksikan pembeli yang beroperasi di negara-negara yang ditetapkan sebagai “tidak ramah” untuk membuka dua rekening di Gazprombank Rusia, satu dalam Euro dan satu dalam Rubel. Pembayaran untuk gas akan masuk ke rekening Euro, setelah itu bank akan menukarnya menjadi Rubel. Gazprom milik negara akan mempertimbangkan pembayaran selesai setelah Rubel tiba.
Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto mengatakan minggu ini negaranya siap membayar gas Rusia sesuai dengan skema yang diusulkan. Szijjarto menambahkan bahwa negaranya tidak percaya apa yang diputuskannya itu melanggar rezim sanksi Uni Eropa.
Pada Jumat, Menteri Ekonomi Armenia, Vahan Kerobyan mengatakan kepada outlet media Rusia RBC bahwa Yerevan telah melakukan beberapa pembayaran untuk gas alam Rusia dalam Rubel.
Sebelumnya pada pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia pada akhir bulan lalu, para pemimpin Uni Eropa menolak permintaan Putin untuk membayar gas alam Rusia dalam bentuk Rubel dan menjanjikan respons yang tegas atas keputusan Presiden Rusia tersebut.
“Uni Eropa akan merespons sehubungan dengan manuver terbaru oleh Rusia ini,” kata Perdana Menteri Irlandia, Michael Martin mengatakan kepada wartawan menjelang pertemuan puncak di Brussels. “Saya tidak akan meremehkan kapasitas Jerman dan UE secara lebih umum dalam masalah itu.”