TIKTAK.ID – Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI), Joko Pramono mengungkapkan bahwa para atletnya tanpa target di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Untuk diketahui, pada Olimpiade Tokyo 2020, angkat besi meloloskan lima atlet terbaik. Mereka yakni Eko Yuli Irawan yang turun di kelas 62 kg putra, Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg putri, Deni di kelas 67 kg putra, Rahmad Erwin Abdullah di kelas 73 kg putra, dan Nurul Akmal di +87 kg putri.
“Di situasi seperti ini kami tidak ada target, melainkan hanya melaksanakan persiapan yang terbaik untuk bertanding. Tapi yang mendekati medali ada Eko dan Cantika, sementara yang lainnya hanya bisa wait and see,” ujar Joko, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (7/7/21).
“Kami tidak bisa bicara mengenai peluang. Kami sudah berusaha maksimal, sekarang tinggal waktu bertempurnya nanti seperti apa. Yang penting anak-anak dapat bertanding dengan baik,” sambung Joko.
Kini seluruh atlet yang akan berangkat tengah menjalani persiapan akhir untuk mengikuti program persiapan pertandingan. Rencananya, rombongan tim angkat besi yang terdiri dari lima atlet dan empat pelatih, yaitu Dirja Wihardja, Erwin, Jajang dan Lukman, akan berangkat menuju Tokyo pada 17 Juli mendatang.
Indonesia sendiri masuk dalam kategori negara dengan risiko tinggi penularan Covid-19. Status tersebut pun membuat kotingen Indonesia diwajibkan melakukan tes swab PCR selama tujuh hari berturut-turut sebelum keberangkatan. Mereka juga wajib menjalani karantina tujuh hari dengan swab PCR dimulai sejak tiba di Jepang.
Kemudian Joko berharap agar kondisi ini dapat menjadi perhatian dari Komite Nasional Olimpiade (NOC), mengingat jadwal pertandingan atlet sudah keluar. Windy Cantika yang turun di kelas 49 kg akan menjadi wakil Indonesia pertama yang tampil pada 24 Juli. Setelah itu, Eko Yuli dan Deni pada 25 Juli, disusul Rahmad pada 28 Juli, serta Nurul Akmal di kelas +87kg putri pada 2 Agustus.
“Sebenarnya semua cabang memiliki gambaran Olimpiade dari periode lalu. Namun periode ini kan tidak normal karena Covid-19, sehingga tuan rumah mengaturnya dengan sangat ketat. Jadi hal ini pasti berpengaruh ke banyak hal. Mau latihan saja bingung. Habis bertanding sehari kemudian langsung pulang, tempat bertanding di mana kami tidak tahu,” ungkapnya.
“Sekarang tinggal kepandaian dari NOC saja untuk mengaturnya. Semoga NOC dapat mengatur dengan baik, sedangkan kami dari PB hanya bisa persiapkan atlet untuk yang terbaik,” imbuh Joko.