TIKTAK.ID – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto, atau yang kerap disapa dengan nama Bambang Pacul, memprediksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal melakukan perombakan Kabinet atau reshuffle menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Bambang Pacul menjelaskan, salah satu alasan dilakukan reshuffle yaitu karena ada beberapa menteri di Kabinet yang berkeinginan menjadi calon presiden (Capres).
Dia pun mengklaim Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto akan terkena reshuffle, lantaran Ketua Umum Gerindra tersebut berkeinginan menjadi Capres.
Baca juga : PPP Minta Maaf atas Ucapan Ketumnya Soal ‘Amplop untuk Kiai’
“Apalagi kan nanti pada September saya pastikan, sudah pasti ada paling tidak yang sudah declare kan Pak Prabowo. Kan enggak mungkin jadi Menhan lagi kan, September 2023,” ujar Bambang Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/8/22), seperti dilansir CNBC Indonesia.
Bambang Pacul juga menduga Airlangga Hartarto selaku Menko bidang Perekonomian, bakal terkena reshuffle, jika memang benar-benar mendaftar dan maju sebagai Capres.
“Iya dong, jika memang mendaftar,” terang Bambang Pacul.
Baca juga : Jokowi: Jangan Ada Politisasi Agama, Demokrasi Kita Harus Makin Dewasa
Menurut Bambang Pacul, reshuffle terhadap Prabowo dan Airlangga perlu dilakukan. Sebab, dia menilai tidak memungkinkan jika Prabowo maupun Airlangga tetap menjabat menteri, padahal di satu sisi mereka juga menjadi Capres. Untuk itu, dia menegaskan menteri yang menjadi Capres mau tidak mau harus berhenti.
“Berhenti dong,” ucap Bambang Pacul.
Meski begitu, Bambang Pacul mengakui kalau reshuffle sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden Jokowi.
Baca juga : Pengamat: Cawapres Prabowo Harus Tepat Agar Tidak Kalah Lagi
Bambang Pacul melanjutkan, begitu pula dengan kapan waktu yang cocok, termasuk melakukan reshuffle jika presiden merasa perlu mengevaluasi Kabinet.
“Ya kalau presiden, kapan pun dapat mengganti kok,” terang Bambang Pacul.
Sementara itu, Jokowi menyebut reshuffle masih memungkinkan untuk dilakukan kembali. Dia menyatakan hal itu merujuk pada kondisi perubahan dunia yang serba mendadak akhir-akhir ini. Oleh sebab itu, dia menganggap perlu ada kebijakan yang cepat dan tepat dari para menteri.
Baca juga : Hasto: Semua Ingin Diendorse Jokowi
“Masih (memungkinkan reshuffle), karena sekarang ini setiap hari bisa terjadi perubahan mendadak situasi dunia. Kita juga butuh kecepatan waktu, ketepatan membuat policy, sehingga kemungkinan reshuffle,” ungkap Jokowi di Istana Merdeka pada 14 Agustus 2022, mengutip Kompas.id, Kamis (18/8/22).