Di sisi lain, Adi menganggap sosok Anies cukup populer. Tetapi, kata Adi, Anies tidak memiliki partai sebagai kendaraan politik. Ia berpendapat syarat ambang batas atau Presidential Threshold (PT) sebesar 20 persen dalam pemilihan presiden bukanlah perkara mudah.
Tidak hanya itu, Anies juga memiliki tantangan lain. Masa pemerintahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir pada 2022, kemudian Anies perlu mencari cara untuk menjaga elektabilitasnya.
Baca juga : Beredar Foto Prabowo dengan Tulisan China, Denny Siregar: Hati-hati Difitnah Antek Komunis
Adi memaparkan, keputusan Anies tidak berpartai menjadi kelemahan sekaligus kelebihan, karena semua partai bisa tertarik untuk mengusung Anies. Menurutnya, partai yang mungkin memberikan dukungan termasuk PKS, PAN, dan mungkin juga PPP.
“Belum tentu hanya parpol Islam. Apalagi Anies dulu salah satu deklarator ormas Nasdem sebelum menjadi partai,” terangnya.
“Anies mempunyai magnet electoral, dia gubernur, media darling, dan dianggap sebagai figur yang berseberangan dengan Pemerintah. Kalau mencari pemimpin di luar Pemerintah yang selalu berhadap-hadapan, Anies penantang satu-satunya yang muncul,” imbuhnya.