TIKTAK.ID – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diketahui telah sepakat untuk membentuk poros ketiga koalisi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Tidak hanya mendorong Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon presiden (Capres), PKB turut melirik beberapa nama sebagai calon wakil presiden (Cawapres), mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga Jenderal TNI Andika Perkasa.
“Ya tentu kami melihat ada banyak nama, ada Pak Anies, Pak Andika, ada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, ada juga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, serta Menteri BUMN Erick Thohir,” terang Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, seperti dilansir Sindonews.com, Jumat (10/6/22).
Kemudian Jazilul menyebut PKB cukup tertarik dengan nama-nama tersebut. Dia mengatakan, meski belum berkomunikasi, namun saat ini pihaknya sedang mencari kecocokan di antara tokoh-tokoh tersebut, terutama Tito Karnavian. Sebab, dia menilai Tito adalah tokoh asal Sumatera, sukses di Polri, dan pernah menjaat sebagai Kapolri. Untuk itu, dia menganggap Tito cocok disandingkan dengan Cak Imin.
Baca juga : Jawab Isu Keretakan dengan Megawati, Jokowi Sebut Hubungan Batin Ibu dan Anak
“Kan kira-kira basis ya, basis di orang-orang Sumatera perlu sosok juga. Sosok yang sukses dari kepolisian, saya pikir perlu kepolisian juga belum banyak yang ini. Saya pikir Pak Tito ini bisa mewakili polisi juga, artinya yang sudah sampai tingkat jenderal kan, mengapa tidak? Bareng Muhaimin juga cocok,” ucap Jazilul.
Menurut Jazilul, selama ini yang muncul hanya sosok pengusaha, politisi, dan jenderal TNI. Dia menyatakan masih belum ada sosok dari Polri yang muncul sebagai Capres atau Cawapres.
“Jenderal, ada Jenderal Andika, dan Jenderal Tito Karnavian. Nanti yang lain pengusaha kan, ada politisi, paling itu saja yang bergerak di politik Indonesia. Jadi ada tokoh politik, pengusaha, ada para jenderal kan itu aja, tapi jenderal polisi belum ada, Pak Tito boleh,” tutur Wakil Ketua MPR tersebut.
Baca juga : Survei: Jelang Pilpres Elektabilitas Ganjar Lebih Tinggi dari Jokowi
Sebelumnya, koalisi antara PKB dan PKS disebut dengan istilah Koalisi Semut Merah. Jazilul menerangkan, sebutan itu tercetus dalam diskusi virtual dengan Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi pada Senin, (6/6/22).
“Saya bilang Koalisi Semut Merah, supaya gigitnya terasa. Walaupun kecil, tapi kita bisa mengusung ke mana-mana. Semut juga simbol rakyat, simbol masyarakat,” ungkap Jazilul di Kompleks Parlemen, Kamis (9/6/22), mengutip Tempo.co.